Oleh: Gatot Sundoro
SURABAYAONLINE.CO – Nabi Musa adalah keturunan dari Nabi Ibrahim. Musa menikah dengan Shafura yang merupakan anak dari Nabi Syuaib.
Nabi Musa juga diberi gelar Kalimullah, yakni manusia yang diajak berbicara langsung dengan ALLOH di bukit Thursina (Semenanjung Sinai, Mesir)
Di penghujung kehidupannya, Nabi Musa kedatangan tamu, yaitu malaikat pencabut nyawa : Izrail; yang menjelma bentuk rupa wajah manusia biasa. Saat datang, Izrail tanpa salam langsung menubruk Musa, seraya berkata:” Penuhi panggilan TUHANMU.”
Ketika itu, Nabi Musa tentu saja tidak tahu orang itu adalah jelmaan malaikat Izrail. Musa mengira orang yang menubruknya secara tiba tiba itu adalah salah satu musuhnya yang ingin membunuhnya. Ditempelengnya orang itu, sehingga matanya copot.
Dalam hadits yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah, Rasulullah saw bersabda:” Malaikat maut diutus kepada Musa. Ketika Malaikat menemuinya, Musa memukulnya sampai matanya keluar. Malaikat maut lantas kembali kepada ALLOH dan berkata:” ENGKAU mengutusku kepada hamba yang tidak ingin mati.”
Lalu ALLOH berfirman:” Kembalilah dan katakan kepadanya agar dia meletakkan tangannya di atas punggung seekor lembu jantan. Setiap bulu lembu yang ditutupi oleh tangannya berarti umurnya (bertambah) satu tahun baginya.”
Nabi Musa bertanya,” Wahai TUHAN, setelah itu apa?”
ALLOH berfirman:” Kematian.”
Nabi Musa berkata:” Sekarang sajalah.”
Kemudian Nabi Musa berdoa, memohon agar ALLOH mendekatkan kematiannya dengan tanah suci (Baitul Maqdis/Yerusalem) dalam jarak sejauh lemparan batu.
Diriwayatkan dari Abu Hurairah, Rasulullah saw bersabda:” Seandainya aku kesana, maka aku akan tunjukkan kepada kalian keberadaan kuburnya Nabi Musa yang terletak di pinggir jalan di sisi bukit pasir merah.” (HR. Bukhari dan Muslim)