Oleh: Gatot Sundoro
SURABAYAONLINE.CO – Namimah adalah perbuatan menyebarkan berita atau informasi dengan tujuan memprovokasi permusuhan, mengadu domba agar terjadi permusuhan dan saling membenci.
Menurut ustadz Abdul Rouf dalam kajiannya yang disampaikan di Masjid Pondok Mutiara Sidoarjo pada hari Kamis, 12 Desember 2024 ba’da Asar; Namimah dampaknya lebih dahsyat dari pada ghibah, sangat tercela dan merupakan perbuatan haram.
Tidak seharusnya setiap keadaan yang tidak disukai disampaikan kepada orang lain, kecuali jika ditujukan untuk kemaslahatan kaum Muslim atau menolak kemaksiatan, seperti kesaksian di pengadilan.
Selain ancaman tidak masuk Surga, penghasut/provokator dikecam sebagai manusia yang paling buruk perilakunya.
Nabi saw pernah bersabda:” Maukah aku tunjukkan orang yang paling buruk perilakunya diantara kalian? Yaitu orang yang berjalan diatas muka bumi seraya menghasut, yang merusak orang orang yang tadinya saling mencintai, dan hanya ingin membeberkan aib orang orang yang tidak bersalah.” (HR. Ahmad)
Menghasut sangat berbahaya jika dilestarikan dalam kehidupan sosial.
Pertama, munculnya kebencian sesama orang yang semula saling mencintai.
Kedua, jatuhnya nama baik dan martabat seseorang.
Ketiga, terciptanya kekacauan ketidakstabilan dan ketidakharmonisan dalam hubungan sosial.
Rasulullah saw sendiri sangat mengecam orang orang munafik di Madinah karena perilaku mereka yang suka menghasut tatkala beliau berhijrah.
Kebiasaan namimah ini kelihatannya sudah mendunia, bukti nyata adalah sering terjadinya konflik antar negara, atau bahkan terjadinya peperangan antar negara, dimulai dengan namimah.
Nabi saw bersabda:” Sejujurnya, orang orang yang suka menghasut tidak akan masuk Surga.” (HR. Bukhari dan Muslim)