https://www.youtube.com/watch?v=1SFyMiEWWNY
Surabayaonline.co | Sragen – Sulami manusia kayu asal Desa Mojokerto, Kecamatan Kedawung, Kabupaten Sragen dilarikan ke RSUD Dr Soehadi Prijonegoro Sragen, sejak Rabu (6/4/2021). Informasi sementara dari keluarganya terdekat Sulami, karena mengalami gangguan sakit perut, hingga mengeluarkan darah.
“Sakit perut dan muntah darah,” ujar adek Sulami yang biasa menungguinya, Jumat (9/4/2021)
Kini Sulami sementara sudah mendapat perawatan medis di Rumah Sakit Daerah dr Soehadi Prijonegoro Sragen, dan mengaku masih kesakitan terus.
Dalam foto yang dikirimkan via whatsapp, Sulami terlihat tidur di dalam mobil dengan mata tertutup. Sulami mengenakan kerudung lurik hitam putih berselimut jarik bercorak batik.
Seperti diberitakan Sulami menderita penyakit ankylosing spondylitis systemic sclerosis. Tubuhnya kaku seperti kayu, itu sebabnya Sulami dikenal sebagai manusia kayu.
Selama belasan tahun, wanita berusia 38 tahun ini menjalani kehidupannya dengan tubuh kaku, yang dikenal sebagai penyakit punggung kayu, tanpa bisa bergerak.
Tubuhnya hanya bisa lurus tanpa bisa ditekuk untuk membungkuk maupun duduk. Meski masih bisa berjalan –dengan bantuan orang lain –Sulami lebih banyak menghabiskan hidupnya di atas tempat tidur atau berdiri.
Penyakit yang tidak lazim itu dirasakan oleh Sulami sejak masih berusia sekolah dasar. Saat itu, dia merasakan sebuah benjolan di lehernya.
Benjolan itu lama-lama menjadi luka karena sering digaruk. Bersamaan dengan itu, tubuhnya satu per satu menjadi kaku.
Pada awalnya bagian jari saja, namun lama-kelamaan, anggota tubuh yang lain mengalami hal yang sama, seperti tangan, kaki, punggung, dan leher menjadi kaku.
Butuh bantuan
Sulami manusia kayu yang tinggal di Dukuh Selorejo Wetan, ini boleh dibilang hidup dalam kemiskinan. Rasanya sulit untuk memenuhi dalam keseharian jika tak ada uluran tangan dari orang lain.
Rumah yang dia tempati juga merupakan bantuan dari sebuah stasiun televisi. Rumah Sulami kini terbilang lumayan, dibanding kondisi sebelumnya, yang kurang layak ditempati.
Kini Sulami hidup bersama adik perempuannya, dalam kondisi serba kekurangan, yang tidak memiliki penghasilan tetap. Adik Sulami juga tak bisa bekerja karena harus mengurus Sulami.
Apalagi pada musim pandemi covid-19 ini, sulamu juga berusaha untuk menjaga imun tubuhnya agar tetap sehat.
Setiap pagi Sulami melakukan aktivitas jalan kaki di depan rumahnya, untuk menjaga kebugaran tubuhnya.
Adik perempuan satu-satunya yang menemani Sulami, terus siaga setiap saat untuk merawat kakaknya, yang semuanya harus dibantu. Mengingat kondisi Sulami yang hampir tidak bisa berbuat apa-apa.
Mulai makan, mau tidur, bangun tidur, hingga mandi, BAB dll Sulami tak mampu melakukan sendiri, perlu bantuan orang lain. Tentu saja semuanya dilakukan oleh adek perempuannya ini.
Dalam keseharian penderita ankylosing sponsdylitis ini, hanya mengandalkan hidup dari belas kasihan warga sekitar dan dari teman-teman sekolah semasa SD Sulami.
Mereka adalah teman-teman setia yang mau menjualkan kerajinan hasil karya Sulami. Dalam kesehariannya Sulami membuat kerajinan manik-manik dalam bentuk gantungan kunci dan tas.
“Terima kasih atas bantuannya. Uang dari Anda bisa mengurangi hutang kami,” ujar Sulami melalui WA yang mereka kirim setelah channel youtube dodohawe show memberikan bantuan sebesar Rp 5 juta rupiah.
Channel dodohawe show tidak menyangka, kalau bantuan uang tak seberapa ini, bisa sedikit membuat lega Sulami yang hidup miskin. WA dia kirim sehari setelah kami mengunjungi rumah Sulami.
Kamipun juga tidak menyangka, kalau selama ini, sepertinya Sulami terbelit hutang. Hingga saat ini kami belum mendapat jawaban berapa banyak hutang Sulami kepada pihak kedua itu.
Kondisi Sulami memang sangat memprihatinkan, khususnya untuk keseharian wanita ini perlu ada orang yang peduli. Kepedulian itu bisa berupa apa saja, khususnya bahan makanan, yang bisa menunjang kelangsungan hidup Sulami.