SURABAYAONLINE.CO, Sumenep – Pemerintah Kabupaten Sumenep bakal menata kemandirian Usaha Kecil Mikro Menengah (UMKM) di pantai lombang, Batang-Batang, Sumenep.
Penataan UMKM di destinasi wisata alam tersebut berupa, penyediaan tempat bagi pelaku UMKM untuk mempromosikan dan memasarkan produk lokal masing-masing.
“Tempat itu saat ini masih proses perbaikan,” ujar Kadisbudporapar Sumenep Mohammad Iksan, Jumat (17/2).
Semua itu dilakukan, terang Iksan, tiada lain kecuali untuk mendukung tercapainya UMKM Sumenep agar naik kelas. Serta perekonomian masyarat sekitar terangkat.
Menurut dia, pengembangan UMKM melalui sektor wisata merupakan salah satu penunjang yang tepat. Sebab, kata dia, wisata menjadi salah satu sektor pariwisata yang semakin menunjukan eksistensinya.
Sehingga, lanjutnya, dua sektor yang merupakan potensi keraerahan ini harus terus berkolaborasi dalam rangka memajukan ekonomi kreatif di Sumenep.
“Mari bersama-sama sukseskan langkah baik Bupati yang terus berjuang untuk mengembangkan UMKM,” harapnya
Diketahui, Bupati Sumenep Achmad Fauzi terus mendorong pelaku usaha UMKM di wilayah kerjanya agar selalu bisa tumbuh dan berkembang.
Dorongan itu tidak hanya dilakukan secara lisan. Melainkan, dibuktikan dengan beragam cara bagaimana kemudian UMKM itu benar-benar naik kelas.
Salah satunya, adanya Halal Hub yang diresmikan pada tahun 2022 lalu. Disana, tergolong menjadi tiga klaster. Bawah, menengah dan atas.
Kemudian, dorongan itu dilakukan agar UMKM naik kelas, Pemkab melalui BPRS Sumekar yang salah satu Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) Pemkab Sumenep untuk memberikan memberikan pinjaman tanpa bunga kepada pelaku UMKM.
Melalui program tersebut pelaku usaha bisa meminjam maksimal sebesar Rp 5 juta dengan rentang waktu 12 bulan. Selain pinjaman tanpa bunga, BPRS Bhakti Sumekar juga memberikan pinjaman yang lebih besar dengan bunga yang cukup rendah.
Berdasarkan data DPMPTSP dan Naker Sumenep, nilai investasi yang masuk sepanjang tahun 2022 sektor UMKM yaitu dari data 6.572 Nomor Induk Berusaha (NIB) yang masuk, yaitu 95 persen adalah UMKM dengan investasi Rp1.782.600.000.000. Sisanya sektor umum. (Upek)