SURABAYAONLINE.CO, Sumenep– Selang beberapa jam Bupati dan Wakil Bupati Sumenep periode 2021-2024 Ach Fauzi-Nyai Hj Dewi Khalifah, dilantik oleh Gubernur Jawa Timur. Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) Cabang Sumenep, menggelar aksi demonstrasi di perempatan Jl Trunujoyo Kota Sumenep
Aksi yang dilakukan mahasiswa marhaenis ini, sebagai upaya mengingatkan bagi pemerintahan baru agar merealisasikan setiap janji-janjinya saat kampanye. GMN tidak ingin jargon “Bismillah Melayani” hanya menjadi bualan bagi rakyat
“Jangan sampai janji manis yang diutarakan Ach Fauzi pada masyarakat saat kampanye menuai hasil buruk,” kata Kordinator Aksi Afif Mawardi. Jum’at 26/02/2021
GMNI secara organisasi melihat dalam visi, misi “Suemenep mandiri unggul dan sejahtera”, Ach Fauzi-Nyai Hj Dwi Khalifah ada tiga hal yang sering diutarakan saat masa kampanye pertama, membangun Sumber Data Manusia (SDM) yang bersaing dibidang pendidikan. Kedua meningkatkan kesehatan dan ketenagakerjaan. Terakhir mewujudkan tata kelola pemerintahan yang transparan, inovatif dan responsif dalam melayani masyarakat
Afif juga menjelaskan, Bupati yang baru dilantik Ach Fauzi merupakan Wakil Bupati pada pemerintahan sebelumnya mendampingi KH Busyro Karim sebagai Bupati pada periode 2016-2021. Ia dalam jargon nya kala itu “Nata kota bangun desa” dinilai GMNI gagal total dan tidak sesuai dengan harapan publik. Kegagalan tersebut terlihat dari buruknya infrastruktur di pedesaan termasuk tingginya angka kemiskinan yang tidak mampu, ditekan dan masih tetap tinggi hingga akhir jabatannya.
“Pada 2019 angka kemiskinan hampir mencapai 19,48 persen, bahkan Kabupaten Sumenep menempati posisi kedua sebagai daerah termiskin di Jawa Timur,” jelasnya
Tentu situasi ini menurut Afif akan menjadi pekerjaan rumah bagi pemerintahan selanjutnya yang harus diselesaikan. Selain itu Afif menegaskan pihaknya akan akan melakukan perlawanan atas kebijakan pemerintahan baru yang tidak berpihak kepada kaum marhaen
Lebih jauh pihaknya meminta, pemerintahan yang baru untuk membatalkan rencana eksplorasi pertambangan fosfat, karena hal itu merupakan ancaman nyata kaum marhaenis atau petani “Kami GMNI menolak dengan tegas pertambangan fosfat di Kabupaten Sumenep” tegasnya.
Aksi demontrasi ini berlangsung singkat tanpa menggunakan pengeras suara, massa aksi hanya membawa beberapa poster bertuliskan diantaranya, “Bismillah melayani jangan hanya dikampanyekan” dan berisi bentuk seruan pengingat bagi nahkoda baru sumenep “Selamat dilantik semoga tidak kenyang sendiri dan semoga tidak hanya omong kosong”, begitu isi tulisan dalam poster massa aksi. Thofu