SURABAYAONLINE.CO, Sidoarjo-Agenda lima tahunan baik itu Pilpres, Pileg, maupun Pilkada yang diawali dengan masa kampanye para kontestan, selalu diwarnai dengan politik uang (Money PoliticS-red). Dinamika itu menjadi suatu kebiasaan yang berakibat pada minimnya kesadaran masyarakat untuk mempergunakan hak pilihnya. Artinya, jika tidak ada uang, tidak ada suara untuk kontentestan tertentu.
Selain itu, banyak masyarakat yang memanfaatkan momen dalam masa kampanye kontestan untuk melakukan transaksi politik dengan mempergunakan alasan tertentu yang pada akhirnya akan memberatkan kontestan itu sendiri.
Hal itu, seperti yang disampaikan oleh Sentot Heru Prasetyo, SE, Caleg DPRD II Sidoarjo dari PDIP nomor urut 4 dapil VI (Kec. Gedangan dan Waru), bersama Laksda TNI (Purn) Ir. Yuhastihar, MM caleg DPR-RI dari PDIP nomor urut 3 dapil I (Surabaya-Sidoarjo) saat bersillaturahmi dengan warga Desa Kebon Singkep Kecamatan Gedangan, Sabtu (16/02).
Sentot sapaan akrabnya berpendapat, jangan sampai warga terjebak, lebih baik warga mengawal dana Jasmas anggota dewan kabupaten yang memang dialokasi untuk kepentingan masyarakat.
“Pilih mana, sekarang menerima uang lima puluh ribu, tapi desa tetap terendam banjir atau tidak menerima uang, namun desa aman dari banjir”, tanya Sentot kepada warga Desa Kebon Singkep.
Menurut caleg yang berlatar belakang pengusaha ini, warga jangan sampai terjebak dengan kenikmatan sesaat, tapi harus memikirkan jangka panjangnya. Karena isu kruasial di Desa Kebon Singkep adalah banjir yang selalu melanda saat musim hujan.
Jika pembangunan kata Sentot kembali, hanya mengandalkan dana desa, permasalahan banjir tidak akan selesai. Masyarakat harus bisa merubah pola pikir mereka.
Senada dengan Sentot, Yuhastihar berpendapat, hendaknya masyarakat bertindak dengan bijak agar tidak terjebak yang akhirnya akan merugikan masyarakat itu sendiri. Karena jika itu terjadi dan terus terjadi, sampai kapan pun arti dari demokrasi yang sebenarnya tidak akan tercapai.
“Jika kita kaji lebih dalam bahwa, demokrasi itu bertujuan untuk mencapai kesejahteraan bersama. Dan kita wajib memberi pemahaman kepada masyarakat, bahwa politik uang itu adalah keliru”, kata Yuhastihar.
Yuhastihar juga mengajak masyarakat untuk menjadi pemilih yang bijak dan selalu menjaga kerukunan satu sama lainnya. (*)
8 Attachments