SURABAYAONLINE.CO, Malang – Bank Indonesia (BI) Malang, kembali menggelar ajang tahunan yang mendorong industri kopi naik kelas ke panggung dunia.
Kepala Perwakilan BI Malang, Febrina, mengatakan ajang tahunan atau Artcofest merupakan wadah kolaborasi antara pelaku industri kopi, akademisi dan komunitas kreatif.
“Meski sempat vakum sejak 2019 lalu, artcofest 2025 selalu dinanti – nantikan. Pesertanya tetap antusias,” ujarnya, Senin malam saat menutup Artcofest 2025 di Auditorium UB, Senin (3/11/2025).
Febrina menegaskan pengembangan kopi menjadi bagian penting dalam strategi pertumbuhan ekonomi berkelanjutan.
BI menekankan tiga pilar utama untuk memperkuat industri kopi antara lain, Korporasi, sebagai penggerak skala industri.
Kapabilitas, yang ditopang oleh riset dan teknologi, serta pembiayaan yang menjembatani pelaku usaha dengan investor melalui skema business matching.
“Melalui festival ini, pelaku usaha dapat saling terhubung, belajar, dan tumbuh bersama. Kami ingin memastikan kopi lokal tidak hanya dikenal karena cita rasanya, tetapi juga karena kekuatan kolaborasinya,” ujar Febrina.
Sekurang – kurangnya 40 peserta dari sektor UMKM, komunitas, dan lembaga keuangan ambil bagian dalam kegiatan ini.
Rektor UB, Prof. Widodo, mengatakan perguruan tinggi memiliki peran penting dalam mendukung kemajuan industri kopi nasional. Melalui riset dan pendampingan teknologi, UB berkomitmen memperkuat rantai nilai kopi dari petani hingga pasar global.
“Permintaan kopi dunia terus meningkat. UMKM kini tidak hanya menjual biji kopi, tapi juga mengembangkan produk turunan seperti kertas, kulit sintetis, hingga jam tangan berbahan limbah kopi. UB siap mendampingi mereka agar produk lokal kita makin berdaya saing,” ujar Prof. Widodo.
Wakil Rektor Bidang Riset dan Inovasi, Prof. Dr. Unti Ludigdo, menambahkan kolaborasi antara akademisi dan dunia usaha menjadi kunci utama kemajuan. Ia menyebut Artcofest sebagai tindak lanjut semangat hilirisasi riset yang sebelumnya digaungkan dalam Research and Innovation Day 2025.
“Kita tidak hanya berbicara tentang produk, tetapi juga membangun ekosistem inovasi yang berkelanjutan,” terangnya.
Hary Yudhi Susetyo, pemilik 21 Street Coffee, mengapresiasi langkah UB dan BI dalam melibatkan akademisi untuk memperkuat industri kopi.
Menurutnya, sinergi ini dapat membantu petani meningkatkan kualitas dan nilai jual kopi di pasar nasional maupun internasional.
“Kami berharap petani mendapat lebih banyak pendampingan dari kampus, agar kualitas kopi Indonesia semakin diakui dunia,” tuturnya.
Dikatakan dengan semangat kolaborasi antara kampus, pemerintah, dan pelaku industri, kopi bukan lagi sekadar minuman.
Kini kopi telah menjadi simbol kreativitas, inovasi, dan kebangkitan ekonomi lokal yang siap bersaing di pasar global. (sap)


