SURABAYAONLINE,CO, Malang – Berada di daerah pegunungan, menjadikan SMAN 1 Ngantang , Kabupaten Malang, memiliki potensi ancaman tersendiri. Salah satu ancaman yang paling menonjol adalah erupsi Gunung Kelud dan longsor.
Meletusnya gunung yang berada di wilayah Kabupaten Malang, Kabupaten Blitar, dan Kabupaten Kediri ini pernah dialami sekolah yang berada di Jalan Raya Ngantang 253, Desa Mulyorejo, Kecamatan Ngantang, Kabupaten Malang ini.
Pada tahun 2014, erupsi Gunung Kelud menyasar sekolah ini. “Kondisi sekolah yang secara geografis berada di samping bukit dan cukup dekat dengan Gunung Kelud menjadi potensi ancaman tersendiri,” ungkap Kepala SMAN 1 Ngantang Sakri, Kamis (13/2).
Menurutnya, dengan dilaksanakannya Program Satuan Pendidikan Aman Bencana (SPAB) ini, diharapkan para fasilitator dari Sekber Relawan Penanggulangan Bencana Jawa Timur (SRPB Jatim) bisa memberikan mitigasi dan penanggulangan bencana yang sering terjadi di sekitar lingkungan SMAN 1 Ngantang. Sebanyak 100 peserta, baik dari siswa, guru, maupun tenaga kependidikan hadir dalam kegiatan ini.
“Sehingga warga sekolah tidak hanya paham cara menanggulangi bencana di sekolah, namun juga paham menanggulangi bencana di daerahnya masimg-masing,” imbuh Sakri.
Sedangkan Kepala Pelaksana (Kalaksa) BPBD Kabupaten Malang M. Nur Fuad Fauzi mengatakan, berkaca pada kejadian tahun 2014, erupsi Gunung Kelud juga terdampak pada SMAN 1 Ngantang. “Ada abu vulkanik hingga 30 cm. Harapannya jika ada bencana serupa, SMAN 1 Ngantang bisa lebih siap dalam menanggulangi bencana, baik di sekolah dan masyarakat,” katanya.
Wakil Ketua Komisi E DPRD Jawa Timur Hikmah Bafaqih yang membuka acara ini juga menyampaikan bahwa bencana adalah sesuatu hal yang menjadi ketetapan Tuhan dan tidak dapat ditolak. “Meski demikian, lewat pembelajaran mitigasi bencana di Program SPAB, diharapkan bisa mengurangi risiko bencana. Sehingga dapat mengurangi dampak yang dapat ditimbulkan oleh bencana yang terjadi,” jelas Hikmah Bafaqih.
Ia juga berharap siswa untuk lebih peduli dalam mengamati potensi bencana di lingkungan sekitar tempat tinggalnya. SRPB Jatim sendiri menurunkan tiga fasilitatornya dalam kegiatan ini. Meeka adalah Dini Prastyo Wijayanti, Andreas Eko Muljanto, dan Achmad Ibnul Hakim.
Sedangkan Plt. Kabid Pencgahan dan Kesiapsiagaan (PK) BPBD Jawa Timur Dadang Iqwandy menekankan soal ancaman bencana Jawa Timur yang mempunyai 14 macam. “Untuk Kabupaten Malang, jenis bencana cukup komplet. Baik dari ancaman bencana gunung berapi, longsor, gempa, megathrust tsunami, dan lain-lain. Sehingga para peserta diharapkan keseriusannya untuk menyimak ilmu yang diberikan oleh para fasilitator,” katanya.
Kegiatan selama dua hari, Rabu dan Kamis, 12-13 Februari 2024 ini dilakukan dengan memberikan materi kajian risiko bencana, focus group discussion, simulasi bencana gempa bumi, games, pemadaman kebakaran, dan video interaktif kepada para siswa dan guru.(*)