SURABAYAONLINE.CO – Kepala Biro Perekonomian Sekretariat Daerah Provinsi Jawa Timur, MHD Aftabuddin Rijaluzzaman, secara resmi membuka diskusi panel bertema “Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) Migas dalam Perekonomian Jawa Timur” di Hotel Bumi Surabaya, Senin (18/11/2024).
Dalam sambutannya, Aftabuddin menekankan pentingnya penguatan peran BUMD migas dalam mendukung perekonomian daerah. “Kita berupaya maksimal agar BUMD migas di Jatim dapat beroperasi secara optimal, seperti Petrogras Jatim Utama. Kita terus mengembangkan regulasi dan memperluas kerja sama, baik dengan PLN, JIPE, maupun kawasan industri seperti SIER,” ujar Aftabuddin.
Ia juga menyoroti peluang besar sektor migas di Jawa Timur, termasuk peningkatan produksi dan distribusi gas untuk kebutuhan industri. “Harapannya, dengan upaya ini, BUMD migas dapat menjadi tulang punggung perekonomian daerah, termasuk membantu menekan defisit pajak kendaraan bermotor yang diperkirakan mencapai Rp4,2 triliun pada 2025,” tambahnya.
Selain itu, Ketua Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Jawa Timur, Lutfil Hakim, turut memberikan pandangannya. Ia menilai tema migas dalam diskusi ini sangat strategis, mengingat besarnya potensi migas di Jatim. Lutfil menekankan peran jurnalis sebagai pengontrol dan pendidik publik, terutama dalam memahami sektor-sektor ekonomi seperti migas.
“Jurnalis harus memahami sektor ini. Gas Jatim yang mencapai 500-600 juta kubik sangat besar potensinya, tetapi masih perlu evaluasi bagaimana manfaatnya bisa lebih dirasakan masyarakat. PWI juga akan terus mendorong kajian mendalam agar kontribusi Participating Interest (PI) bagi daerah lebih signifikan,” jelas Lutfil.
Diskusi panel ini menghadirkan sejumlah pembicara, di antaranya Wakil Ketua Komisi XII DPR RI Bambang Hariyadi, Ketua Komisi C DPRD Jawa Timur, serta staf pengajar Universitas Airlangga sekaligus pengamat migas, Imron Mawardi. Para panelis membahas tantangan dan peluang BUMD migas, serta strategi optimalisasi kontribusi sektor migas terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD).
Acara ini diharapkan menjadi momentum penting dalam mendorong keberlanjutan dan keberdayaan sektor migas di Jawa Timur, sehingga mampu memberikan manfaat lebih besar bagi perekonomian daerah dan kesejahteraan masyarakat. (Win)