SURABAYAONLINE.CO- Omicron merupakan varian baru dari Covid-19. Kabar ini kembali membuat masyarakat dunia terkejut dan khawatir akan dilanda gelombang ke tiga. Kekhawatiran tidak bisa dilepaskan dari rasa takut masyarakat terkait dampak pada kesehatannya nanti.
Tidak hanya berdampak pada kesehatan, Omicron ternyata berdampak pada nilai tukar rupiah. Pada Jumat (03/12/21) nilai tukar rupiah bergerak melemah. Ibrahim Assuabi Selaku Direktur TRFX Garuda Berjangka memperkirakan kurs rupiah kan kembali fluktuatif, namun ditutup melemah direntang Rp. 14.380-Rp. 14.440.
Sedangkan pada Kamis(02/12/21), kurs Rupiah ditutup melemah sekitar 0,36 persen atau sekitar 51 poin ke level Rp. 14.397,5.
Ibramim menjelaskan bahwa melemahnya rupiah akibat diguncangnya pasar dengan kabar varian baru dari Covid-19, yaitu Omicron. Orang-orang berspekulasi kalau dampak dari varian ini akan membuat tertahannya pemulihan ekonomi.
Pada awalnya varian Omicron pertamakali ditemukan di Afrika Selatan. Setelah ditemukannya varian tersebut, negara-negara mulai memperketat bahkan menutup perbatasan dalam rangka menekan penyebaran varian tersebut.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sendiri menggolongkannya sebagai variant of concern atau varian yang diwaspadai.
Alasan WHO mengumumkan varian Omicron menjadi VOC adalah varian itu mungkin berkaitan dengan meningkatnya risiko penularan, meski belum ada informasi publik mengenai data klinis yang menyokong klaim ini. (Vega)