SURABAYAONLINE.CO – Krisis chip semikonduktor sudah pernah terjadi pada awal tahun 2021. Nyatanya, krisis tersebut kembali terulang dalam beberapa waktu ke belakang.
Chip semikonduktor, “bahan” penting pembuatan mobil, kini langka. Pabrikan pun mengakui kondisi itu bisa mengancam produksi mobil nasional yang saat ini sedang bergairah.
Meski demikian, pabrikan mobil di Indonesia sedang berusaha semaksimal mungkin untuk memperkecil dampak krisis itu. Apalagi, saat ini permintaan terhadap mobil baru masih tinggi akibat relaksasi Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM).
Masalah krisis chip semikonduktor bukan masalah baru. Sejak awal tahun krisis ini mengancam produksi mobil dunia, termasuk dalam negeri.
Bahkan harga chip semikonduktor di seluruh dunia diperkirakan akan melonjak di seluruh spektrum, mengingat adanya kekurangan pasokan chip secara global. Kondisi ini diproyeksikan bisa berlangsung hingga akhir 2022.
Adapun kebakaran pabrik chip otomotif terjadi pada Renesas Electronics, beberapa waktu lalu. Perusahaan itu menguasai sekitar 30% pangsa pasar global chip pada mobil. Chip semikonduktor yang dibuat oleh Renesas digunakan secara menyeluruh untuk sistem komputasi di dalam mobil, termasuk untuk memantau kinerja mesin, mengatur kemudi, jendela otomatis, sensor parkir, serta instalasi hiburan.