https://youtu.be/8OkJTSJqSjg
Surabayaonline.co | Nganjuk – Tragis, yang menimpa warga Dusun Selopuro, Ngetos, Kabupaten Nganjuk yang mengalami musibah tanah longsor, Senin (15/2/2021). Diketahui sebanyak 21 warga dilaporkan hilang, diduga tertimbuh tanah longsor. Dua orang ditemukan selamat, dan sepuluh ditemukan telah meninggal dunia.
Sedangkan sisanya hingga Senin sore jam 15.00 WIB, masih dalam pencarian. Sejumlah mesin eskavator sudah dikerahkan melakukan pencarian warga yang diduga tertimbun.
Gubernur Jatim, Khofifah Indar Parawansa langsung meninjau lokasi longsor itu dengan mengendarai sepeda motor. Gubernur dibonceng kendaraan roda dua terlihat cukup tegang.
Di lokasi tersebut Gubernur Khofifah meninjau titik longsor, posko pengungsian, dan juga dapur umum.
Secara khusus Gubernur meminta pencarian korban yang belum ditemukan, dipercepat.
Ditegaskan Khofifah bahwa proses pencarian korban akan dilakukan dalam kurun waktu selama 14 hati sesuai dengan masa tanggap kedaruratan.
“Untuk pencarian korban yang sudah terlaporkan dan belum ditemukan biasanya kita dibantu anjing pelacak. Tadi saya tanya Kapolres, ternyata sudah disiapkan anjing pelacaknya untuk mempercepat identifikasi,” kata Khofifah di lapangan.
Awalnya jumlah korban tanah longsor ditemukan sebanyan 16 orang. Ini setelah lima warga ditemukan dua orang meninggal dunia dan tiga orang masih hidup yang kini menjalani perawatan di Rumah Sakit.
Wakil Bupati Nganjuk, Marhaen Djumadi mengatakan, saat ini tim gabungan masih berupaya melakukan pencarian warga yang diduga ikut tertimbun tanah longsor.
“Jumlah sementara ada 9 rumah yang tertimbun tanah longsor. Dan karena lokasi longsor masih berbahaya upaya pencarian korban dilakukan dengan hati-hati, ” kata Marhaen Djumadi di lokasi tanah longsor, Senin (15/2/2021).
Lebih lanjut dikatakan Marhaen Djumadi, kejadian tanah longsor tersebut setelah terjadinya hujan cukup lebat. Dan di lokasi saat kejadian dalam kondisi gelap karena listrik padam.
“Jadi saat itu warga kebanyakan sedang bertahan didalam rumahnya masing-masing,” ucap Marhaen Djumadi.
Di Dusun Selopuro, menurut Marhaen Djumadi, dihuni 60 KK dengan 180 jiwa. Dan saat ini seluruh warga dusun Selopuro sekitar 100 orang telah diungsikan ke tiga titik lokasi pengungsian di Kecamatan Ngetos.
“Mereka kebanyakan masih trauma dan Pemkab telah turunkan petugas sosial untuk membantu mereka,” tutur Marhaen Djumadi. (*surya.co.id)