SURABAYAONLINE.CO– Hima D3 Keperawatan Universitas Airlangga berkolaborasi dengan Himpunan Perawat Gawat Darurat dan Bencana Indonesia (HIPGABI) Jawa Timur sukses menyelenggarakan pelatihan Basic Life Support (BLS) pada Sabtu (20/4/2019) di D3 Keperawatan Kampus Lamongan. Basic Life Support atau dalam bahasa Indonesia Bantuan Hidup Dasar (BHD) sendiri merupakan usaha yang dilakukan untuk mempertahankan kehidupan saat seorang pasien atau korban mengalami keadaan yang mengancam jiwa.
Candra Perwira, S.kep., Ns., dan Sriyono, S.kep., Ns., M.kep., S.kep., MB selaku dosen Fakultas Keperawatan UNAIR sekaligus ketua HIPGABI Provinsi Jawa Timur dan Dr. Joni haryanto, S.kp., M.si selaku Kaprodi D-III Keperawatan UNAIR sekaligus staff Rumah Sakit PHC Surabaya menjadi pemateri pada pelatihan. Digelar untuk kali pertama, pelatihan tersebut wajib diikuti oleh mahasiswa semester IV D3 Keperawatan UNAIR. Yakni, sebagai syarat untuk dapat melakukan Praktik Lapangan ke RS Dr. Soetomo.
Ketua Himpunan Mahasiswa D3 Keperawatan UNAIR membenarkan informasi itu. Mahasiswa semester IV D3 Keperawatan wajib mengikuti pelatihan BLS sebagai salah satu syarat praktik di RSUD Dr. Soetomo. Termasuk untuk praktik di RS Universitas Airlangga.
”Praktik BLS ini berisi mengenai bagaimana cara menangani korban kecelakaan, korban bencana kebakaran, tsunami, bebat bidai, serta living and moving. Alhamdulillah kegiatan berjalan dengan lancar,” kata Ayu, salah seorang peserta pelatihan BLS.
Usai pelatihan, setiap peserta mendapatkan sertifikat dari DPW PPNI Provinsi Jawa Timur. Tiga peserta terbaik dari post test mendapatkan reward.
Menanggapi kegiatan tersebut, Ketua BEM Fakultas Vokasi (FV) UNAIR berharap pelatihan itu bisa menjangkau lebih banyak peserta dan diadakan secara berkelanjutan. ”Sebagai Ketua BEM, saya berharap nanti kegiatan ini bisa menjangkau lebih banyak peserta tidak hanya mahasiswa semester IV D3 Keperawatan UNAIR,” katanya.
”BEM FV mendukung penuh apabila kegiatan ini diwajibkan ke depan. Namun apabila memang dari teman-teman Hima Keperawatan juga ingin kegiatan ini diwajibkan. Semua dikembalikan ke Hima,” tambahnya.
Pada pelatihan yang diikuti 136 peserta tersebut, mahasiswa diharapkan mampu mengaplikasikan ilmu dan pengetahuan yang didapat untuk kepentingan masyarakat secara langsung. (*)