SURABAYAONLINE.CO, Surabaya – Pemkot Surabaya menyambut baik pelaksanaan program Gerakan Nasional Membersihkan Pasar Nusantara (Gernas Mapan). Program ini bertujuan untuk meningkatkan kebersihan pasar tradisional di seluruh Indonesia.
Kampanye Gernas Mapan kali ini menyasar para pedagang Pasar Sememi, di Jalan Bandarejo No.1, Kelurahan Sememi, Kecamatan Benowo, Surabaya, Kamis (13/11).
Menteri Perdagangan (Mendag) Budi Santoso mengatakan, program Gernas Mapan merupakan bentuk kerja sama antara Kementerian Perdagangan dan Kementerian Lingkungan Hidup/Badan Pengendalian Lingkungan Hidup (KLH/BPLH).
“Ini sesuai program pemerintah melalui Kementerian Lingkungan Hidup agar kita bersih, bebas dari sampah. Salah satunya adalah membersihkan sampah di pasar-pasar rakyat atau pasar tradisional,” ujar Mendag Budi dalam kegiatan Gernas Mapan di Pasar Sememi Surabaya.
Mendag Budi menegaskan kegiatan Gernas Mapan tidak hanya menekankan pada aspek kebersihan, tetapi juga pengelolaan ekosistem sampah di pasar.
“Ada waste station juga (Pasar Sememi). Jadi secara ekosistem sampahnya sudah ada. Cara menaruh di mana, kemudian nanti mau diproseskan menjadi apa sudah ada semua. Tinggal sekarang bagaimana para pedagang ini mengumpulkan dan membersihkan sampah dengan baik,” jelasnya.
Di tempat yang sama, Plt Deputi Pengelolaan Sampah dan Limbah B3 KLH/BPLH Hanifa Dwi Nirwana menilai, Gernas Mapan sebagai langkah strategis untuk mempercepat penanganan sampah nasional. “Ini kegiatan yang luar biasa. Ini bagian penting untuk percepatan penanganan sampah di Indonesia yang ditargetkan RPJMN selesai 100 persen pada tahun 2029,” ujar Hanifa.
Hanifa juga menegaskan, gerakan kecil yang dilakukan secara serentak dan kolaboratif akan memberi dampak besar bagi lingkungan. “Upaya-upaya kecil jika dilakukan bersama dan serempak akan berdampak besar. Insya Allah, Indonesia bersih bisa terwujud dalam waktu yang tidak lama,” kata dia.
Sementara itu, Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Surabaya Dedik Irianto menuturkan, Pasar Sememi memiliki pengelolaan sampah yang cukup baik melalui keberadaan waste station dan bank sampah. “Yang menarik di pasar (Sememi) itu ada rekosistem (waste station). Sampah yang dikelola oleh rekosistem itu bisa mengurangi sampah ke TPA Benowo hingga 1,7 sampai 1,8 ton per bulan,” ujar Dedik.
Menurut Dedik, sistem rekosistem tidak hanya diterapkan di pasar, tetapi juga di beberapa kawasan perumahan dan area publik di Surabaya. “Jadi rekosistem tidak khusus untuk penanganan (sampah) pasar. Di Surabaya ada lima titik, termasuk di daerah MERR, dan perumahan,” pungkasnya.(*)


