SURABAYAONLINE.CO-Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia (LAN-RI) menegaskan kembali pentingnya peran Analis Pengembangan Kompetensi (Analis Bangkom) sebagai arsitek utama birokrasi pembelajar dalam membangun aparatur sipil negara (ASN) yang kritis, berintegritas, dan melayani dengan hati. Penegasan itu disampaikan dalam kegiatan Uji Kompetensi Analis Pengembangan Kompetensi ASN Provinsi Jawa Timur Tahun 2025 yang digelar di Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDM) Provinsi Jawa Timur, Surabaya,Jumat(10/10/2025).
Deputi Bidang Peningkatan Kualitas Kebijakan Administrasi Negara LAN-RI, Dr. Agus Sudrajat, M.A., CGRE, menyebut jabatan fungsional Analis Bangkom memiliki posisi strategis dalam merancang masa depan ASN yang profesional dan adaptif. “Analis Pengembangan Kompetensi bukan sekadar penyusun pelatihan, tetapi arsitek pembelajaran birokrasi. Dari tangan para analis inilah lahir ASN yang berpikir kritis, berintegritas, dan melayani dengan hati,” ujarnya. Menurutnya, keberhasilan reformasi birokrasi tidak cukup hanya dengan memperbaiki struktur dan kebijakan. ASN dituntut untuk terus belajar, berinovasi, dan bertransformasi seiring perubahan zaman. “Birokrasi unggul adalah birokrasi yang belajar sepanjang hayat,” tambahnya.
Kepala BPSDM Jawa Timur, Dr. Ramliyanto, S.P., M.P., menegaskan bahwa uji kompetensi ini bukan hanya kegiatan administratif, melainkan langkah nyata membangun ekosistem pengembangan SDM aparatur yang berkelanjutan. “Analis Bangkom memastikan setiap kebijakan pengembangan kompetensi ASN berbasis bukti, kebutuhan organisasi, dan hasil kinerja nyata. Dari analis yang kuat, lahir ASN yang unggul,” tuturnya. Ia menambahkan, visi besar Jawa Timur menuju “Gerbang Baru Nusantara” menuntut kehadiran ASN visioner yang mampu membaca arah perubahan, memetakan kebutuhan kompetensi masa depan, dan menyiapkan strategi menuju Indonesia Emas 2045.
LAN-RI mencatat hasil signifikan dari penguatan peran Analis Bangkom di Jawa Timur. Melalui penerapan analisis kebutuhan pelatihan berbasis kinerja (Performance-Based Learning Needs Analysis), tingkat kepuasan masyarakat terhadap pelayanan publik meningkat hingga 15 persen dalam satu tahun terakhir. Capaian tersebut menjadi bukti bahwa kebijakan pengembangan kompetensi yang dirancang berdasarkan data dan kebutuhan nyata dapat memberikan dampak langsung terhadap kualitas layanan publik dan kepercayaan masyarakat terhadap birokrasi.
Kepala LAN-RI, Dr. Muhammad Taufiq, DEA, menutup kegiatan dengan menegaskan kembali peran strategis Analis Bangkom sebagai aktor kunci penggerak pembelajaran ASN. “Mereka tidak hanya merancang pelatihan, tetapi juga mengendalikan, memonitor, dan mengevaluasi agar setiap pembelajaran benar-benar menciptakan perubahan perilaku dan hasil kerja nyata,” ujarnya. LAN-RI saat ini tengah menyusun Human Capital Development Plan (HCDP) sebagai kerangka nasional pengembangan kompetensi ASN, agar setiap instansi memiliki peta pengembangan SDM yang terarah dan terukur. Selain itu, LAN-RI juga akan membentuk Forum Musyawarah Pengembangan Kompetensi Nasional, wadah kolaborasi lintas instansi untuk memperkuat inovasi dan sinkronisasi kebijakan pengembangan ASN di seluruh Indonesia.
Taufiq menambahkan bahwa keberhasilan pembelajaran ASN tidak akan terwujud tanpa sinergi antara Analis Bangkom dan Widyaiswara. “Analis Bangkom menentukan arah strategis pengembangan kompetensi, sementara Widyaiswara menjadi pelaksana pembelajaran di lapangan. Sinergi keduanya akan melahirkan pengalaman belajar yang bermakna dan mendorong semangat belajar sepanjang hayat,” tegasnya. Ia menutup dengan pesan kuat, “Semakin banyak Analis Bangkom yang kompeten, semakin kokoh pula pondasi birokrasi pembelajar yang mampu melayani dengan sepenuh hati.”
Melalui pelaksanaan uji kompetensi ini, LAN-RI bersama BPSDM Jawa Timur meneguhkan komitmen untuk melahirkan Analis Pengembangan Kompetensi yang unggul, inovatif, dan adaptif terhadap perubahan. Karena dari analis yang kuat, lahir ASN yang unggul. Dan dari ASN yang unggul, tumbuh birokrasi yang melayani, berintegritas, dan berkelas dunia.


