SURABAYAONLINE.CO, Malang – Universitas Negeri Malang (UM), membangun Poliklinik modern sebesar Rp 29 miliar.
Rektor UM, Prof Dr Hariyono MPd, mengatakan, pembangunan Poliklinik UM yang mengusung konsep modern dan efisien tersebut terinspirasi pola kerja cepat dan tepat ala Tiongkok.
Kolaborasi erat antara pelaksana dan pengawas proyek menjadi kunci penting untuk menjaga keseimbangan antara kecepatan pengerjaan dan kualitas konstruksi.
“Layanan kesehatan ini selain diperuntukkan bagi civitas akademika, juga untuk masyarakat sekitar,” tambahnya.
Proyek ambisius yang ditargetkan rampung dan mulai operasional akhir tahun 2025 ini dilengkapi peralatan yang serba modern.
Salah satu inovasi mencolok dari bangunan ini adalah atapnya yang dirancang sebagai heliped—fasilitas pendaratan helikopter yang dapat digunakan dalam kondisi darurat.
Inisiatif ini diambil sebagai solusi atas potensi kemacetan lalu lintas, sehingga pasien dapat segera mendapat penanganan tanpa terhambat transportasi darat.
Sementara Wakil Rektor II UM, Prof. Puji, menegaskan pembangunan ini merupakan bagian dari visi besar UM dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekitar.
Gedung Poliklinik atau Klinik Utama ini dibangun untuk memberikan fasilitas kesehatan yang lebih memadai buat warga UM khususnya dan masyarakat Malang Raya pada umumnya.
“Kami yakin, dalam tubuh yang sehat akan mampu menghasilkan karya-karya besar yang memiliki nilai kebermanfaatan buat bangsa dan negara,” ujarnya.
Proyek ini telah direncanakan sejak April 2023, dengan proses tender yang dilakukan secara terbuka dan transparan. CV. Adfi Central Engineer dipercaya sebagai perencana, sementara PT. Mulia Surya Mahameru bertindak sebagai pelaksana utama setelah memenangkan proses lelang. Pengawasan mutu dan ketepatan waktu pembangunan dikawal PT. Sewun Indo Konsultan.
Pembangunan Poliklinik ini tidak hanya menjawab kebutuhan fasilitas kesehatan modern, tetapi juga mendukung pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs), khususnya dalam aspek “Good Health and Well-Being.”
Lebih dari sekadar proyek fisik, kehadiran gedung ini menjadi simbol komitmen UM dalam menciptakan lingkungan kampus yang sehat, profesional, dan berorientasi pada pelayanan publik.
Yang tak kalah penting, seluruh proses pembangunan ini dijamin bersih dari praktik-praktik tidak sehat—tidak ada “setoran”, dan sepenuhnya halal, transparan, serta dapat dipertanggungjawabkan, baik di dunia maupun akhirat.
Dengan berbagai keunggulan yang ditawarkan, Gedung Poliklinik UM diharapkan menjadi pusat layanan kesehatan unggulan yang memperkuat peran kampus dalam pengabdian kepada masyarakat. (Sap)