Oleh: Gatot Sundoro
SURABAYAONLINE.CO – Malam hari sebelum Idhul Fitri disebut sebagai malam ‘jaaizah”, yaitu malam ketika ALLOH SWT memberikan berbagai macam kenikmatan (pemberian hadiah) kepada hamba hambanya. Sebenarnya malam tersebut merupakan kesempatan yang jarang ditemui. Oleh karena itu seorang hamba seharusnya menghargai malam tersebut. Namun umumnya kita malahan sibuk mempersiapkan lebaran besuk pagi; akibatnya yang tersisa hanyalah letih, lesu dan mengantuk.
Nabi saw pernah bersabda:” Barangsiapa bangun, menyibukkan diri beribadah pada kedua malam Idhul Fitri dan Idhul Adha semata mata untuk memperoleh pahala, maka hatinya tidak akan mati, ketika manusia hatinya mati.”
Lebaran atau hari raya Idhul Fitri adalah salah satu momen yang paling dinanti oleh umat muslim di seluruh dunia, termasuk di Negara kita. Perayaan puncak setelah menjalani puasa ramadhan sebulan penuh. Pada tahun ini, lebaran diperkirakan jatuh pada hari Senin, lusa tanggal 31 Maret 2025.
Tradisi lebaran di negara kita ini merupakan ciri khas Indonesia, tidak akan dijumpai di negara lain meskipun itu di negara asal Islam ada.
Ciri khas itu antara lain:
– Mudik massal lebaran.
– Takbiran dan pawai keliling.
– Hidangan khas di hari lebaran.
– Saling silaturahmi
– Halal bihalal
– Memberikan angpao lebaran.
– Ucapan lebaran, bisa melalui kartu atau WA
– dll.
Setelah hari raya, umat muslim mulai berbenah untuk mulai puasa sawal, puasa yang cuma 6 hari, namun pahalanya sangat besar.
Mengapa? Karena puasa sawal itu berat setelah umat muslim puasa sebulan penuh, ditambah lagi saat itu tersedia hidangan beraneka macam masakan Idhul Fitri.
Nabi saw pernah bersabda:” Siapa yang puasa di bulan Ramadhan, lalu disertai selanjutnya puasa 6 hari di bulan Sawal, maka ia seperti puasa seumur hidup (HR. Muslim)
……. diganjar pahala seperti puasa setahun (HR. Ibnu Majah dan Nasa’i)