SURABAYAONLINE.CO, Surabaya – Kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS) Jawa Timur menjadi salah satu destinasi wisata utama. Apalagi, tempat ini menjadi kawasan strategis pariwisata nasional.
Salah satu acuan standar pelayanan minimal (SPM) adalah melalui pendekatan penanggulangan bencana. Apalagi, kawasan TNBTS memiliki potensi ancaman bencana di sekitarnya. Seperti erupsi, banjir luapan, banjir bandang, longsor, dan kebakaran hutan atau lahan.
Untuk itulah, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jawa Timur dan difasilitasi Siap Siaga menggelar Lokakarya II Penyusunan Rencana Kontijensi Kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS). Kegiatan ini diadakan pada Selasa (12/11) di Hotel Santika Premier Gubeng, Surabaya
‘Memang perlu dibuat rencana kontijensi (renkon) untuk mengurangi risiko bencana di kawasan tersebut. Tujuan dari kegiatan ini adalah terjadinya komitmen multipihak yang berbentuk dokumen renkon,” ungkap Penata PB Ahli Madya Sriyono yang mewakili Kalaksa BPBD Jawa Timur ketika membuka kegiatan ini.
Sedangkan narasumber dari Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Haris MF memaparkan karakteristik dari Gunung Bromo. “Karakter Gunung Bromo memiliki ancaman bencana yang dapat terjadi kapan pun,” katanya.
Kegiatan ini dihadiri peserta dari berbagai organisasi perangkat daerah (OPD) dan non-OPD. Sedangkan Sekber Relawan Penanggulangan Bencana (SRPB) Jatim diwakili oleh Andreas Muljanto yang sehari-hari menjadi Koordinator Sarana Prasarana Bidang Kebencanaan.(*)


