SURABAYAONLINE.CO – Kepala Dinas Koperasi, Usaha Kecil, dan Menengah Provinsi Jawa Timur (Diskop UKM Jatim) Endy Alim Abdi Nusa mengatakan pentingnya sinergitas antar-pemerintah daerah (pemda) untuk mengembangkan koperasi dan UMKM.
Hal ini disampaikan di sela kegiatan rapat koordinasi pemberdayaan koperasi dan UMKM di Jatim, yang berlangsung di Hotel Santika Premiere Gubeng, 28-29 Oktober 2024. Kegiatan ini digelar dalam rangka pengembangan kewirausahaan melalui pemberdayaan koperasi dan UMKM.
“Koperasi dan UMKM adalah tulang punggung perekonomian Jawa Timur, dengan kontribusi yang signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi dan penyerapan tenaga kerja. Untuk itu, perlu adanya sinergi antarpemerintah daerah dalam mengembangkan sektor ini,” kata Endy.
Menurut Endy Alim Abdi Nusa, sinergi antar-pemerintah daerah sangat diperlukan untuk menghadapi tantangan seperti persaingan usaha, akses pembiayaan, dan peningkatan kapasitas manajerial bagi para pelaku koperasi dan UMKM
Lebih lanjut, Endy juga memaparkan beberapa program unggulan seperti fasilitasi perizinan, pelatihan manajerial, serta dukungan pemasaran dan pembiayaan yang diharapkan dapat mendorong koperasi dan UMKM naik kelas.
“Kita menindaklanjuti apa yang menjadi rekomendasi dari KPK RI terkait belanja aspirasi. Jadi, kalau di tahun-tahun yang dulu, belanja aspirasi itu bisa melalui hibah, baik itu Lembaga atau Pokmas (Kelompok Masyarakat). Untuk 2025 ini, tim anggaran berencana untuk bisa mengalihkan belanja tersebut ke belanja program,” imbuhnya.
Kegiatan kali ini dihadiri kurang lebih 100 orang peserta dan melibatkan kepala dinas serta bagian penyusunan program dari dinas yang membidangi koperasi dan UMKM dari 38 kabupaten/kota di Jatim.
Narasumber yang hadir pada kegiatan ini yakni, Asisten Deputi Pengembangan Teknologi Dan Inkubasi Usaha Kementerian UMKM Christina Agustin dan Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Jatim Mohammad Yasin.
Mohammad Yasin menjelaskan program prioritas Pemprov Jatim tentang pengembangan kewirausahaan, supply chain management, hilirisasi produk dan percepatan sertifiikasi halal bagi koperasi dan UMKM. Ia menunjukkan bahwa kontribusi koperasi dan UMKM terhadap PDRB Jatim terus meningkat.
Pada tahun 2023, kontribusi tersebut mencapai 59,18 persen atau sekitar Rp 1.747,99 triliun. Hal tersebut menegaskan pentingnya sektor ini dalam mendukung perekonomian Jatim. Namun, di sisi lain, tantangan seperti terbatasnya akses permodalan dan rendahnya tingkat literasi keuangan masih perlu diatasi bersama-sama.
Pemateri selanjutnya, Asisten Deputi Pengembangan Teknologi Dan Inkubasi Usaha Kementerian UMKM Christina Agustin menyampaikan selama kurun waktu 2021-2024, dari target 500 startup telah tercapai sebanyak 555 startup baru yang dihasilkan dan telah mengikuti program inkubasi startup. Menurutnya hasil ini sangat menggembirakan karena melebihi target yang dicanangkan.
“Telah terbukti bahwa dengan usaha startup yang tumbuh berkelanjutan dapat menyerap tenaga kerja, omset dan aset yang makin bertambah, meningkatkan jumlah dan kualitas produksi, kebutuhan akan modal usaha yang meningkat, teknologi dan manajemen yang harus makin diperkuat, serta kreatifitas dan dukungan untuk perluasan jangkauan pemasaran,” ungkap Christina.
Untuk menghasilkan pengusaha startup yang berkualitas maka dibutuhkan lembaga inkubator yang mumpuni sebagai wadah menggodok calon-calon startup baru agar mempunya skill tinggi dan wawasan yang luas.
Oleh karena itu pada Tahun 2025 Kementerian UMKM Republik Indonesia menggagas kegiatan Incubator Camp 2025 dengan beberapa tahapan seleksi dan penilaian yang cukup ketat untuk dilalui para lembaga inkubator, dengan hasil akhir berupa award dengan predikat nilai A, B, dan C yang akan dipublikasikan melalui Sistem Pendaftaran Informasi dan Evaluasi sipensi.kemenkopukm.go.id.