SURABAYAONLINE.CO – Sebagai perusahaan induk pertambangan logam dan mineral di Indonesia, PT Merdeka Copper Gold Tbk (IDX:MDKA), terus melakukan eksplorasi, ekstraksi serta memproduksi emas, perak, tembaga, nikel dan mineral melalui anak-anak perusahaan yang tersebar di berbagai pulau di Indonesia.
Head of Corporate Communications MCG, Tom Malik menyampaikan, Indonesia merupakan negara yang sangat kaya dengan sumber daya alam, di seluruh kepulauan Indonesia pasti ada sumber daya mineral dan logam yang berharga.
“Kita itu, pertama dalam produksi dan cadangan nikel. Indonesia menyumbang hampir 20 persen lebih nikel dunia, makanya jadi sorotan semua pemain-pemain mobil listrik,” ujar Tom dalam Media Mining Workshop Industri Pertambangan di Surabaya.
Indonesia memiliki posisi ketiga untuk cadangan timah, posisi kelima untuk cadangan emas, posisi keenam untuk cadangan tembaga, posisi ketujuh untuk cadangan batu bara, dan posisi kedelapan untuk cadangan bauksit. Sektor pertambangan Indonesia berkontribusi sebesar Rp19. 588,4 triliun pada 2022, dengan pertambangan menyumbang Rp 2. 393,4 triliun.
Perusahaan pertambangan menerapkan prinsip keberlanjutan dalam pengelolaan sumber daya alam untuk kemakmuran rakyat dan pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs). Merdeka mengelola aset besar di Indonesia, termasuk proyek seperti Tujuh Bukit Banyuwangi, Tambang Tembaga Weter di Maluku, dan Proyek Emas Pani di Gorontalo, Sulawesi.
Proyek Tembaga Tujuh Bukit adalah salah satu proyek tembaga terbesar di dunia yang berpotensi menghasilkan 110. 000 ton tembaga dan 350. 000 ounces emas per tahun. Sementara Proyek Emas Pani akan menjadi tambang emas primer terbesar di Indonesia, dengan potensi menghasilkan 500. 000 ounces emas per tahun.
Meskipun demikian, perusahaan tambang juga memiliki tanggung jawab terhadap lingkungan dan perekonomian masyarakat. Merdeka menerapkan pendekatan Environment, Social, and Governance (ESG) untuk mengelola dampak positif dan negatifnya terhadap lingkungan, masyarakat, dan tata kelola perusahaan.
Grup Merdeka telah meraih penghargaan rating “A” dari Morgan Stanley Capital International (MSCI) sebagai perusahaan tambang mineral dengan pengelolaan ESG terbaik di Indonesia. Pengakuan ini merupakan bukti komitmen dan kinerja ESG yang bertanggung jawab yang telah dibangun Merdeka hingga saat ini.
Ditempat yang sama, General Manager Compliance PT Merdeka Baterai Material (MBM), Mohammad Toha, menjelaskan pemanfaatan nikel untuk teknologi masa depan dapat membuat Indonesia menjadi pemain utama dalam ekonomi global.
Berdasarkan data dari NRI Digital dan Global Nickel tahun 2023 menunjukkan bahwa Indonesia memiliki cadangan nikel terbesar di dunia, dengan produksi sebesar 1. 721,5 ton per tahun.
“Indonesia, bersama dengan Australia, Filipina, dan Rusia, menguasai 50 persen cadangan nikel dunia, memberikan peluang besar bagi pengendalian teknologi dan ekonomi global di masa depan,” terang Toha. (rif)