SURABAYAONLINE.CO, Mojokerto – Mojokerto terkenal dengan onde-ondenya. Kue berbentuk bulat bertabur wijen dan berisikan kacang hijau ini sudah sangat terkenal dimana-mana.
Saat Imlek pun, penjual onde-onde juga mendapatkan berkahnya. Kue ini memang kerap ditemukan saat perayaan Tahun Baru Imlek. Apalagi, tahun baru Cina ini selalu dikaitkan dengan kemakmuran, panjang umur, dan keberuntungan.
Salah satu penjual onde-onde yang juga merupakan UMKM di kota ini adalah Onde-Onde Bo Liem. Onde-onde ini sudah berdiri sejak tahun 1929. Produknya masih eksis hingga kini. Dari generasi ke generasi, mereka menjaga mutu, resep, dan rasa.Tak heran jika onde-ondenya masih terjaga kualitasnya.
Onde-Onde Bo Liem merupakan produk UMKM yang kini berada di tangan generasi ketiga. Toko onde-onde ini kini ditangani oleh pasangan suami istri Krisna, 42 tahun, dan Elly Christina, 42 tahun. Sedangkan Bo Liem adalah nama kakeknya.
“Kakek kami memang memiliki usaha onde-onde ini. Beliau yang pertama kali berjualan onde-onde di Jalan Niaga, Kota Mojokerto,” ungkap Elly Chistina, Senin (23/1).
Uniknya, produk onde-onde ini tidak awet. Pasalnya, onde-onde ini tidak menggunakan bahan pengawet. Makanan khas ini hanya bertahan sekitar tiga hari saja. “Kita tidak pakai pengawet,” imbuh Elly.
Bo Liem sendiri telah memunyai empat toko di Kota Mojokerto. Yakni di Jalan Empunala, Jalan Gajah Mada, Jalan Residen Pamudji, dan Jalan Niaga. Namun, semua tokonya independen. Sehingga kualitasnya berbeda.
Ada berbagai varian onde-onde. Mulai dari kacang hijau, cokelat, pisang, keju, durian, dan taro. Harga Onde-Onde Bo Liem dibandrol mulai Rp 58-63 ribu untuk setiap satu boks isi 10 buah.
Sekali penggorengan bisa mencapai 250 biji onde-onde. Dalam sehari para karyawan bisa menggoreng hingga tujuh kali. Sedangkan penjualan saat weekend hari Sabtu-Minggu bisa meningkat.(rid)