SURABAYAONLINE.CO, Sumenep – Meski lanjut usia, Sariyani (50) warga Desa Kasengan, Kecamatan Manding, Sumenep, Madura tetap menyambung hidupnya dengan hasil memecah batu dipinggir jalan Asta Tinggi Sumenep.
Perempuan janda yang memiliki satu anak itu mengaku sudah sudah 10 tahun menekuni pekerjaan itu. Meski tak seperti laki-laki, tetapi dia tetap kuat memecah batu besar hingga kecil.
Kendati harus menahan rasa sakit lantaran terjepit batu dan harus menguras keringat, Sriyani tidak pernah putus asa terus memecahkan batu dengan alat yang dibawanya.
Batu-batu kecil ini kemudian dikumpulkan di bawah gubuk kecil berukuran 3×3 meter terbungkus sak berukuran kecil dan akan dijual ke para pembeli. Biasanya, untuk satu sak kecil dihargai Rp3 ribu.
“Alhamdulillah hasil dari penjualan dibuat beli tahu dan beras. Saya tidak bertani, hanya memecah batu ini,” katanya kepada Surabayaonline.co, Jumat (28/10).
Setiap harinya dari pukul 06.00-10.00 WIB menghadilkan 3-4 sak. Itupun terkadang tidak sesuai harapannya karena pecahan batu kecil yang sudah dikemas dengan sak kecil tidak terjual sampai berbulan bulan.
Mirisnya, hasil pecahan batunya itu dikatakan dicuri orang yang tidak bertanggungjawab. Tetapi semangatnya tidak pernah pupus untuk terus menyambung hidupnya.
Sriyani menjadi tulang punggung sejak ditinggal suami tercintanya beberapa tahun silam. Ditambah hidup sendirian setelah anak semata wayangnya berkeluarga dengan wanita asal Kabupaten Jember. (Upek)