SURABAYAONLINE.CO – Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa menyebut sejak Juli 2021, Jawa Timur terbebas dari desa sangat tertinggal dan desa tertinggal.
Menurut gubernur, pada 2019, di Jatim masih ada 334 desa yang masuk kategori tertinggal. Sedangkan desa sangat tertinggal hanya ada 1 desa. Seiring penurunan angka kemiskinan di Jawa Timur yang sangat signifikan, saat ini hanya ada desa dengan kategori mandiri, maju dan berkembang di Jawa Timur.
Gubernur Khofifah memaparkan pada rentang waktu September 2020 hingga September 2021, angka kemiskinan di Jatim turun hingga 1,37 persen. “Angka tersebut merupakan penurunan kemiskinan pedesaan Jatim yang tertinggi dalam 10 tahun terakhir, terutama pada bulan Maret hingga September 2021,” kata Gubernur Khofifah saat membuka Diklat Peningkatan Kapasitas SDM bagi Kades Angkatan 1 dan 2, di Hotel Aston, Kota Madiun, Selasa (15/2/2022).
Menurutnya, pembangunan di desa merupakan pondasi dasar kemajuan bangsa. Kepala desa merupakan ujung tombak pemerintah dalam mengoptimalkan program-program pembangunan. Langkah pertama, ia menekankan agar kepala desa bisa membangun kolaborasi dan sinergitas yang kuat bersama semua elemen strategis di desa, serta menampung semua usulan dan masukan.
Selain itu ia meminta, kepala desa tidak hanya kerja cerdas tapi juga cepat dan tepat. Salah satunya dalam menyalurkan Jaring Pengaman Sosial (JPS), PKH, Bansos dan BLT DD (Dana Desa). “Kepala desa (hendaknya) bisa melakukan percepatan distribusi BLT dana desa, serta padat karya kepada masing-masing warganya,” lanjutnya.
Gubernur meminta kepala desa jeli menemukan serta mengenali potensi daya ungkit ekonomi desanya. “Perkuat daya ungkit ekonomi desa dengan mengembangkan potensi lokal baik yang berkaitan dengan pertanian, wisata, dan industri yang ada di masing-masing desa,” harapnya.