SURABAYAONLINE.CO-Kapolres Blitar AKBP.Budi Hermanto S.IK.M.SI merasa geram setelah melihat tumpukan material yang menggunung di bawah jembatan Bogel Sungai Udut di Dsa/Kèc.Sutojayan Kab.Blitar.
Penumpukan material yang terbawa arus sungai dari beberapa desa di sekitarnya itu, ketika Kapolres AKBP Budi Hermanto melakukan pemeriksaan Jembatan Bogel yang sedang dibangun senilai Rp.1.29 miliar itu bersama Waka Polres dan beberapa Pju dan Kapolsek Sutojayan AKP.Subechi, melihat tumpukan Material di aliran Sungai Udut itu Kapolres Blitar menyayangkan masih banyaknya tumpukan sampah di sekitar pembangunan jembatan aliran sungai Udut.
Kapolres AKBP Budi Hermanto mengungkapkan pengecekan ini dilakukan untuk melihat pengerjaan normalisasi aliran sungai Bogel sekaligus pengecekan bangunan Jembatan Bogel yang pernah ditinjau Presiden Jokowi pertengahan thun 2019 lalu, melihat tumpukan material langsung Kapolres menerintahkan Anggotanya untuk ikut mengangkut tumpukan sampah bersama Pasukan Tagana di ikuti Anggota Koramil Sutojayan dan para relawan, bahkan Kapolres dan Pju ikut “usung usung” sampah untuk di angkut ke truk.
“Aliran sungai ini merupakan salah satu upaya pemerintah mengurangi risiko banjir di kawasan bantaran Kali Bogel, Kecamatan Sutoyan, Kabupaten Blitar.
Selama ini wilayah ini menjadi daerah langganan banjir akibat sedimentasi dan debit air yang menggerus dinding sungai dan tanggul sungai yang rendah,” ungkap AKBP Buher.
Pengecekan jembatan tersebut merupakan pengecekan kali kedua yang dilakukan AKBP Budi Hermanto, pada pengecekan kali ini AKBP Budi masih melihan banyaknya tumpukan sampah di sekitar pembangunan jembatan aliran sungai.
Padahal pihaknya telah menyampaikan hal tersebut pada pihak terkait untuk segera membersihkan sampah-sampah di area pembangunan ketika melakukan pengecekan tepatnya tgl 27 Desember 2019 lalu.
“Beberapa pekan lalu saya melakukan peninjauan di lokasi ini dan hari ini saya lakukan pengecekan ternyata tumpukan sampah masih belum diangkut, sehingga menumpuk begini, kan musim penghujan kita kawatir bisa mengakibatkan banjir.” papar AKBP Budi Hermanto di lokasi pengerjaan Jembatan (7/1)
Dengan adanya penumpukan sampah yang begitu banyak AKBP Budi Hermanto sangat menyayangkan hal tersebut. Pasalnya tumpukan sampah yang sudah dibersihkan (keruk) oleh Eskavator dari aliran sungai itu tidak langsung dibuang. Hal itu bisa mengakibatkan sampah akan kembali ke aliran sungai ketika hujan mengguyur wilayah tersebut. Dampaknyapun akan bisa dipastikan yaitu pencemaran lingkungan.
Untuk diketahui, daerah Irigasi Lodoyo mencakup dua wilayah kabupaten yaitu Kabupaten Blitar dan Kabupaten Tulungagung seluas 12.217 ha. Sumber air untuk daerah irigasi ini berasal dari Waduk Wlingi yang membendung Kali Brantas. Lokasi tinjauan terletak di Desa Jegu, Kecamatan Sutojayan, Kabupaten Blitar.
Pengerjaan rehabilitasi saluran sepanjang 16.4 kilometer. Perbaikan saluran irigasi ini dapat dinikmati manfaatnya untuk area persawahan sekitar seluas 3.802 hektare di mana kurang lebih 6.548 petani sehari-harinya berproduksi di area tersebut. (ari.)