SURABAYAONLINE.CO – Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KPPPA) bekerja sama dengan Jaringan Radio Komunitas Indonesia (JRKI) menyelenggarakan Bimbingan Teknis Penyusunan Materi Siaran yang Sensitif Gender dan Ramah Anak.
Kegiatan yang diikuti 50 penyiar Radio Komunitas (Rakom) dari berbagai kota di Jawa Timur ini berlangsung di Ruang Sky Garden Hotel The Balava Malang, Rabu dan Kamis (20-22/11).
Usai upacara pembukaan, Rabu siang, masing-masing peserta bimbingan teknis penyiapan materi siaran sensitif gender dan ramah anak diminta untuk menceritakan pengalamannya saat menyiarkan materi yang terkait perempuan dan anak.
Paparan pengalaman pribadi para penyiar Rakom kemudian dijadikan studi kasus sebelum masuk ke sesi pelatihan penyusunan materi siaran sensitif gender dan ramah anak.
Selanjutnya peserta bimtek dibagi menjadi 5 kelompok belajar sekaligus kelompok diskusi. Masing-masing kelompok mendapat tugas menyusun materi siaran. Di akhir acara bimtek, setiap kelompok mempresentasikan hasil kerjanya. Setiap kelompok diberi kesempatan memberikan pendapat hasil kerja kelompok lainnya.
Acara bertajuk Bimbingan Teknis bagi SDM Media Komunitas untuk Materi Siaran Sensitif Gender dan Ramah Anak ini diikuti 17 penyiar perempuan, selebihnya penyiar laki-laki.
Digitalisasi Frekuensi
Dalam sambutannya saat upacara pembukaan Bimtek, Ketua JRKI Pusat, Sinam M Sutarno meminta para pegiat Rakom mengantisipasi kemajuan zaman.
Sambil menunggu revisi UU Penyiaran yang tidak juga selesai dibahas di DPR RI hingga sepuluh tahun lamanya, Sinam mengemukakan bahwa Kemeninfo sudah mulai menyinggung rencana Digitalisasi Frekuensi yang sebelumnya sudah jadi bahasan pegiat media penyiaran yang hingga saat ini masih menggunakan model siaran sistem analog.
“Ingat, zaman terus berubah. Dengan digitalisasi frekuensi cara masyarakat bermedia nanti pasti juga akan berubah. Karena itu kekuatan utama Rakom, yakni trust dan dukungan komunitas pendengar harus tetap dijaga,” demikian kata Sinam.
Terkait dengan dukungan Kementerian PPPA RI kepada JRKI, Sinam berharap, dari kegiatan bimtek ini para insan penyiaran komunitas menemukan strategi bagaimana cara memberdayakan perempuan dan bersama masyarakat mencegah terjadinya aksi kekerasan terhadap anak.
Sedangkan Drs. Fatahillah, MSI menjelaskan fokus Kementerian PPPA lima tahun ke depan. Termasuk tuntutan menjalankan program SDGs terkait kesejahteraan dan kesetaraan gender.
Juga ada 5 Program Prioritas Kementerian PPPA, yakni memberikan kesempatan berusaha bagi perempuan, mendorong perempuan sebagai pendidik putra-putrinya, penurunan angka kekerasan terhadap perempuan dan anak, penurunan angka pekerja anak usia 15 tahun, khususnya anak perempuan serta mencegah pernikahan pasangan anak-anak.
Itu sebabnya, dalam bimtek, peserta juga diajak mendalami PUG (Pengarus-Utamaan Gender), agar program pembangunan juga menyentuh kepentingan kaum perempuan dalam perspektif gender.
Menurut Annisa Purwati, program pembangunan mayoritas targetnya adalah bersifat fisik. Menurutnya, pembangunan seharusnya tidak melupakan kepentingan lebih banyak masyarakat, termasuk kepentingan perempuan, anak dan kaum disabilitas.
( Yami Wahyono )