Oleh: Gatot Sundoro
SURABAYAONLINE.CO – Salah satu wanita pilihan ALLOH SWT adalah Maryam binti Imran, wanita yang suci, ibunda dari Nabi Isa AS; dan satu satunya wanita yang namanya diabadikan sebagai nama surat dalam Al-Qur’an.
Dimulai dari pasangan Imran dan Hannah yang bertahun-tahun menikah tanpa dikaruniai keturunan, mereka bersabar dan terus memohon kepada ALLOH SWT.
Pada usia yang mulai lanjut, Hannah akhirnya hamil; mereka mengharapkan kehadiran bayi laki laki untuk menjadi ‘pelayan’ ALLOH di Baitul Maqdis (Yerusalem); ALLOH memberi mereka seorang bayi perempuan yang diberi nama Maryam.
Suami Hannah, Imran, meninggal dunia ketika Hannah dalam keadaan mengandung. Doanya yang tekun penuh keyakinan, agar putrinya terpelihara dari godaan setan dikabulkan oleh ALLOH SWT; seperti yang pernah disabdakan oleh Rasulullah Saw:
” Setiap anak Adam akan disentuh oleh setan pada hari ia dilahirkan oleh ibunya, kecuali Maryam dan anak laki lakinya (Isa).” (HR. Bukhari dan Muslim).
Maryam dilahirkan ditengah tradisi dan budaya masyarakat yang ‘rusak’. Agama diperjualbelikan, ayat ayat Tuhan mereka permainkan untuk kekuasaan (Romawi), perempuan menjadi warga kelas dua.
Nabi Zakaria, satu satunya orang yang mencoba melakukan perlawanan terhadap tirani petinggi agama. Beruntung sepeninggal Imran wafat; Maryam kecil dalam pengasuhan Nabi Zakaria.
Maryam, tumbuh menjadi wanita yang sangat taat kepada ALLOH SWT. Ia lebih memilih untuk mengabdi kepada ALLOH SWT, menghabiskan waktunya di Baitul Maqdis.
Dalam perjalanan hidupnya, Maryam mendapatkan karunia yang luar biasa dari ALLOH SWT, makanan makanan lezat selalu tersedia di dekatnya.
Ketika Nabi Zakaria mengunjunginya, ia mendapati makanan yang tidak biasa. Maryam menjelaskan bahwa makanan itu datang dari langit. (Baca QS. Ali Imran ayat 37)
Maryam begitu istimewa, dia adalah manusia kedua yang paling banyak berbicara dengan malaikat Jibril setelah Nabi Muhammad Saw. Karena dialog inilah ada beberapa ulama yang berpendapat Maryam adalah Nabi perempuan. Pendapat minoritas ini, ditepis oleh mayoritas ulama, mereka beranggapan tidak ada Nabi perempuan.
Selain itu, Maryam mengalami pengalaman biologis yang berat. Dia adalah perempuan yang taat, ibadahnya tidak diragukan lagi. Namun ALLOH SWT menjadikannya ibu bagi Nabi Isa; dimana Maryam mengandung tanpa bersuami. Ruh ALLOH ditiupkan langsung, seperti firman ALLOH SWT dalam QS. At-Tahrim ayat 12:
” Dan (ingatlah) Maryam binti Imran yang memelihara kehormatannya, maka KAMI tiupkan kedalam rahimnya sebagian dari ruh (ciptaan) KAMI, dan dia membenarkan kalimat Rabbnya dan kitab kitab-NYA, dan dia termasuk orang orang yang taat.”
Dalam sejarah, Maryam pernah mengasingkan diri karena merasa malu. Terlebih masyarakat saat itu yang memandang rendah terhadap perempuan yang tiba-tiba hamil tanpa suami. Tak ayal tuduhan perempuan pendosa dan berzina mengarah padanya.
Saat kelahiran bayi Nabi Isa, atas kehendak ALLOH SWT, bayi yang baru lahir itu bisa berbicara dan bersaksi atas segala tuduhan yang keji yang ditujukan kepada ibunya.
Isa berbicara:” Sesungguhnya aku ini hamba ALLOH, DIA memberiku Al Kitab (Injil) dan DIA menjadikan aku seorang Nabi.” (QS. Maryam: 30)
Mereka yang memfitnah Maryam terdiam saat menyaksikan bayi yang baru lahir bisa berbicara, kejadian diluar nalar dan batas pikirannya, dan akhirnya mereka percaya bahwa bayi yang dikandung Maryam bukanlah bayi yang biasa pada umumnya, dia adalah bayi yang kelak menjadi utusan ALLOH dan membawa kalimat kalimat kebenaran ALLOH.