Oleh: Gatot Sundoro
SURABAYAONLINE.CO – Dia adalah Julaibib, salah satu sahabat Nabi Saw. Namanya tidak populer diantara 100 nama sahabat Nabi Saw.
Nama kepanjangan nya pun nggak jelas, tidak diketahui siapa orang tuanya, nggak ada yang peduli tentang nasab Julaibib.
Disamping itu, Julaibib juga tidak seperti kebanyakan orang orang Arab, yang ganteng ganteng dengan hidungnya yang menawan.
Tampilan Julaibib dan kesehariannya juga menyebabkan orang lain tidak ingin dekat dengannya. Jelek rupanya, pendek, bungkuk, pakaiannya lusuh, kakinya tak beralas, tak ada rumah untuk berteduh, tidur beralaskan pasir dan kerikil, kalau minum di kolam; diciduknya dengan kedua tangannya.
Sampai sampai Abu Barzah, pimpinan Bani Aslam berujar:” Jangan biarkan Julaibib masuk diantara kita, jika dia berani begitu, Demi ALLOH aku akan menghajarnya.”
Soal keimanannya, jangan ditanya. Julaibib kalau sholat berjamaah selalu di shaf terdepan dan bila ada panggilan jihad berperang; Julaibib selalu digaris terdepan.
Suatu hari Julaibib berjumpa Rasulullah Saw, kemudian ditanya:” Wahai Julaibib kamu sudah menikah atau belum?” Julaibib menjawab:” Ya, Rasulullah. Aku ini bekas budak, miskin dan jelek; mana ada perempuan yang mau denganku.”
Di pertemuan berikutnya, Julaibib ditanya kembali oleh Rasulullah Saw:” Wahai Julaibib, kamu sudah menikah atau belum?” Jawaban Julaibib tetap sama.
Dipertemuan ketiga, Julaibib ditanya lagi, Rasulullah Saw tahu bahwa Julaibib ada keinginan untuk menikah, namun karena merasa jelek, ia jadi minder. Jawaban Julaibib adalah:” Belum.”
Kemudian Rasulullah Saw menggamit lengan Julaibib, dibawanya kerumah salah satu pemimpin Anshar, seraya berkata:” Aku meminang putri kalian, bukan untukku, tetapi untuk Julaibib.”
Nyaris terpekik sang ayah, mau menolak langsung segan. Akhirnya keluarlah kalimat diplomasinya:” Saya akan meminta pertimbangan dahulu dengan istri saya.”
Sang istri pun juga tidak setuju putri mereka yang menikah dengan Julaibib yang miskin dan nggak jelas nasabnya.
Sang putri yang cantik parasnya mendengar perdebatan ayah dan ibunya; berkata dengan tegas:” Apakah kalian akan menolak perintah Rasulullah?! Tidakkah kalian mendengar firman ALLOH:
” Dan tidaklah patut bagi lelaki beriman dan perempuan beriman, apabila ALLOH dan Rasul-NYA telah menetapkan suatu ketetapan, akan ada bagi mereka pilihan lain tentang urusan mereka. Dan barangsiapa mendurhakai ALLOH dan Rasul-NYA, maka sungguhlah dia telah sesat, sesat yang nyata.” (QS. Al-Ahzab : 36)
Terimalah pinangan itu, karena ia tidak akan menyia-nyiakan aku. Ketahuilah, aku tidak akan menikah kecuali dengan Julaibib.”Rasulullah Saw yang mendengar ucapan si gadis cantik, tertunduk dan mendoakan kebaikan untuknya.
Kemudian Rasulullah Saw mengumpulkan para sahabat untuk berinfaq, shodaqoh untuk Julaibib, yang akan digunakan untuk persiapan pernikahannya
Julaibib pun menuju pasar untuk membeli segala keperluan untuk menikah hasil dari infaq/ shodaqoh para sahabat. Namun ditengah jalan terdengar seruan jihad menggema:” Malam ini ada perang fi Sabilillah!”
Mendengar seruan itu, Julaibib berubah pikiran, dana untuk persiapan pernikahannya, segera dibelikan perangkat perang, menyongsong panggilan jihad.
Ketika perang usai, Rasulullah Saw bersabda:” Aku kehilangan Julaibib, carilah dia…” Para sahabat mencarinya dan mendapatkan Julaibib telah syahid; disekitar jasadnya ada tujuh mayat tentara kafir.
Rasulullah Saw lalu membopong jasad Julaibib ke makam.
Saat Rasulullah Saw memandang ke langit, menangis karena wafatnya Julaibib, kemudian beliau tersenyum dan segera pandangannya melengos.
Para sahabat bertanya:” Kenapa melengos?”
Rasulullah Saw menjawab:” Para bidadari yang menjemput Julaibib begitu banyak, mereka saling berebut, sehingga salah satu bidadari tersingkap kakinya dan terlihat betisnya.”


