SURABAYAONLINE.CO – PT PLN Nusantara Power Unit Pembangkitan (UP) Paiton kembali melakukan langkah-langkah pengamanan menyeluruh menghadapi fenomena migrasi ubur-ubur tahunan yang mulai terpantau mendekati wilayah perairan PLTU Paiton, Probolinggo, sejak beberapa hari terakhir.
Fenomena alami ini menjadi perhatian serius karena ubur-ubur kerap memasuki intake canal, bagian vital dari sistem pendingin pembangkit yang memiliki kapasitas besar mencapai 1.460 MW. PLN NP UP Paiton pun langsung mengaktifkan protokol mitigasi yang telah terbukti efektif dalam menangani kondisi serupa di tahun-tahun sebelumnya.
Senior Manager PLN NP UP Paiton, Dwi Juli H, menyatakan bahwa seluruh personel kini dalam status siaga penuh untuk menjamin keandalan operasional pembangkit listrik.
“Meski jumlah ubur-ubur mulai terpantau di sekitar intake, kami masih terus memantau intensitas kedatangannya. Penanganan dilakukan secara hati-hati dan berkelanjutan,” jelas Dwi.
Upaya mitigasi dilakukan melalui penjaringan manual intensif, didukung tiga lapis sistem jaring khusus yang berfungsi sebagai benteng pengaman terhadap masuknya ubur-ubur ke sistem vital.
Menariknya, langkah ini tidak hanya difokuskan pada aspek teknis, tetapi juga menunjukkan komitmen PLN terhadap pelestarian lingkungan laut. PLN NP UP Paiton menggandeng nelayan lokal dengan 10 perahu untuk melakukan penjaringan dan penggiringan ubur-ubur kembali ke laut lepas.
“Kami juga memasang jaring nelayan dengan radius 300 meter dari intake canal sebagai penghalang tambahan,” tambah Dwi.
Pendekatan kolaboratif ini mencerminkan sinergi antara pengamanan operasional dan keberlanjutan lingkungan. PLN memastikan bahwa langkah-langkah tersebut tidak mengganggu pasokan listrik ke masyarakat dan tetap memprioritaskan kelestarian ekosistem laut.
“Kami tetap mengedepankan prinsip keberlanjutan dalam menghadapi fenomena ini. Pasokan listrik tetap aman, dan kelestarian lingkungan tetap dijaga,” tegas Dwi Juli H.
PLN Nusantara Power terus memantau kondisi secara ketat dan menegaskan komitmennya dalam menjaga keandalan sistem kelistrikan Jawa-Bali, termasuk dalam menghadapi tantangan siklikal seperti migrasi ubur-ubur.