Oleh: Ferdy Ferdian Syahbani (Ahli Kopi)
SURABAYAONLINE.CO – Menjadi sesuatu yang layak diperhatikan untuk hal-hal yang menarik dan bersifat masif. Seperti dalam dunia kopi yang sedang bertumbuh yakni adanya aktivitas “street coffee” dimana para pelaku kopi berjualan kopi di area publik, bisa di area taman kota, alun-alun, sekitar area olah raga publik/lapangan, emperan toko dan pinggiran jalan. Keberadaannya juga bisa menimbulkan pro dan kontra dengan segala kondisi lingkungan dan regulasi setempat. Mengingat ada hal positif di dalamnya mungkin bisa dipertimbangkan untuk diberikan kesempatan baik ruang dan waktunya.
Aktivitas ini dilakukan oleh beberapa individu dengan segala pertimbangan kondisi padanya. Karena dalam dunia usaha selalu membutuhkan modal kerja, maka alternatif ini sangat membantu untuk dimulainya sebuah kegiatan usaha. Kita mulai dari faktor tempat usaha yang nilainya bisa terbilang memakan modal kerja yang tidak sedikit. Selanjutnya dari faktor alat kerja, mulai dari kendaraan pendukung mobilitas dan peralatan kopi sesuai menu jualan. Faktor tenaga kerja oleh pelakunya sendiri mengingat biaya karyawan juga harus dihitung sesuai kemampuan awal, maka sering kali untuk tenaga kerja diisi oleh pelaku yang bersangkutan, kecuali bagi perusahaan yang telah memiliki kemampuan kapital yang bisa memiliki team kerjanya.
Yang menarik adalah dengan segala keterbatasan kondisi, tapi ada sebagian pelaku yang menyediakan menu kopi spesifik untuk dijajakan, yakni menu kopi manual brewing. Mengingat proses kerja menu ini cukup komplek, mulai dari penggunaan peralatan kopi seperti dripper, grinder, server, timbangan, termometer dan pemanas air serta proses pembuatan yang sampai ke pelanggan (yang terbilang belum masif). Sehingga aktivitas yang ini memiliki keunikan tersendiri terutama bagi penggemar kopi manual brewing. Misalnya dengan menggunakan sepeda angin para pelaku bisa melayani pelanggannya untuk menu manual brewing dari sepeda anginnya yang dirancang sedemikian rupa hingga tersajinya menu kopi tersebut. Berbeda kondisinya dengan menu kopi yang lebih praktis untuk dijajakan seperti menu es kopi susu yang sangat mudah untuk disajikan dari gerobak kopi penjualnya.
Menu kopi manual brewing bisa dibilang mewakili kegiatan kampanye minum kopi lebih lanjut, karena kampanye minum kopi tanpa gula bukan sesuatu yang mudah untuk diterima khalayak publik. Sehingga aktivitas ini menurut kami layak untuk diapresiasi. Karena itu bisa jadi untuk diberikan perhatian oleh pemegang kebijaksanaan pada masing-masing daerah. Demi mendukung kuatnya image negara kita sebagai salah satu penghasil kopi terbesar di dunia dengan kualitas kopi yang baik. Apalagi pada tahun 2025 ini Indonesia menjadi tuan rumah penyelenggaraan kejuaraan kopi kelas dunia WBrC pada tanggal 15-17 Mei 2025 di Jakarta.
Karena itulah saya menyebutnya sebagai “Bunga Kopi”, dengan harapan aktivitas mereka berdampak positif untuk lingkungan sekitar dan bisa jadi dari aktivitas street coffee tersebut dapat berkembang dalam dunia usaha perkopian di Indonesia. Siapa tau dari street coffee tersebut juga mencetak cikal bakal barista atau brewer yang hebat di kemudian harinya. Majulah perkopian Indonesia.