SURABAYAONLINE.CO – Kepala Pusat Penerangan (Kapuspen) Mabes TNI, Mayjen TNI Kristomei Sianturi, membantah pernyataan Jubir TPNPB-OPM, Sebby Sambom, yang menyatakan anggota di pihaknya tidak pernah ada yang sadar, kemudian bergabung dalam naungan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Kristomei Sianturi menilai, anggapan Sambom itu bisa jadi sebagai taktik dan strategi komunikasi, agar publik luas menduga OPM tetap kompak dan solid dalam memperjuangkan kemerdekaan Papua Barat.
Klaim Sebby Sambom tersebut, lanjut perwira tinggi bintang dua TNI AD, itu karena Sambom memang tidak tahu, atau tidak mau mengakui bahwa banyak mantan anggota OPM yang menyadari kesalahannya. Dimana setelah sadar akan kesalahannya, lalu kembali ke pangkuan Ibu Pertiwi.
“Hhh…iya, Mas (itu siasat manipulasi komunikasi). Agar publik mengira mereka masih solid. Sebby tidak tahu, atau tidak mau mengakui bahwa banyak mantan OPM yang sudah menyadari kesalahannya, lalu kembali ke pangkuan Ibu Pertiwi,” nilai Mayjen TNI Kristomei Sianturi kepada jurnalis, dalam wawancara melalui pesan pendek, Senin (14/04/2025).
Bahkan, sambungnya, yang terkini, pada Minggu (13/04/2025), Mabes TNI mencatat terdapat 3 mantan TPNPB-OPM yang menyerahkan diri kepada Satgas Yonif 144/Jaya Yudha. Ketiga mantan OPM masing-masing Leonardus Kamonon, Januarius Ambipman dan Pitalis Awyopin menyerahkan diri di Pos KM 53, Distrik Sesnuk, Kabupaten Boven Digul, Papua Selatan.
Selain menyerahkan diri, ujarnya, mereka juga menyerahkan dua pucuk senjata rakitan laras panjang, serta selembar bendera Bintang Kejora. Yang mana momentum itu diterima langsung oleh personel Satgas Yonif 144/Jaya Yudha.
Sementara Markas Yonif 501/BY di Madiun, Jawa Timur, juga membantah pernyataan Juru Bicara TPNPB-OPM, Sebby Sambom, yang mengatakan tidak terdapat gerilyawan separatisme Papua Barat yang keluar hutan, gabung kembali ke balutan Merah Putih.
Pasi Intel Yonif 501/BY, Lettu (Inf) Rio Kurniawan, menjawab pertanyaan tertulis jurnalis, Senin (14/04/2025), menyebutkan, sesuai data faktual dan otentik yang diinventarisir pasukan alap-alap baret hijau lumut itu mencatat, sedikitnya 16 orang yang terindikasi bagian dari TPNPB-OPM saat ini sudah berada di pangkuan NKRI.
Mereka masing-masing Habel Kambu (45 tahun), Maklon Kambu (21 tahun), David Mate (18 tahun), Maklon Ky (22 tahun), Gerardus Kambu (23 tahun), Matius Kamat (43 tahun), Simson Aintebo (-) dan Thofilus Kambu (28 tahun).
Selanjutnya Simon Ky (74 tahun), Thonce Fatem (45 tahun), Yulianto Kambu (-), Hendrik Kawen (38 tahun), Sofia Kambu (34 tahun), Yulianto Kambu (8 tahun), Yesias Fumair (4 tahun) dan Mariana Fumair (1 tahun).
Ke enam belas orang mantan kelompok TPNPB-OPM, yang kini sudah membaur dengan saudaranya sebangsa dan setanah air Indonesia itu terdiri dari 4 kategori. Kategori mantan OPM, keluarga DPO OPM, DPO OPM dan simpatisan OPM.
Disebutkan Rio Kurniawan secara rinci, 16 orang, laki-laki dan perempuan, itu tercatat dalam periode mulai 10 Desember 2024 hingga 09 Maret 2025.
Sebelum akhirnya menyadari kesalahannya dan memutuskan untuk menyintai tanah air Indonesia, mereka terlibat dalam berbagai tindak kekerasan diantaranya, penyerangan Pos Sorry Yonif 133/YS dan Posramil Kisor. (fin)