SURABAYAONLINE.CO, Ponorogo – Tiga sungai mengimpit SMK Negeri 2 Ponorogo. Hal inilah yang menjadi potensi ancaman bagi sekolah yang berada di Jalan Laksamana Yos Sudarso No. 21, Krandegan, Kepatihan, Kecamatan Ponorogo, Kabupaten Ponorogo.
Apabila di daerah Ponorogo mengalami hujan dengan intensitas tinggi, maka dapat dipastikan air pada tiga sungai tersebut akan cepat naik dan meluap ke bantaran sungai. Hal ini akan mengakibatkan banjir di SMK Negeri 2 Ponorogo. Tiga sungai tersebut berada di Utara,Selatan, dan Barat sekolah.
“Kejadian terakhir banjir di SMK Negeri 2 Ponorogo pada 18 Desember 2024. Akibatnya membuat kerugian sekolah sebesar Rp 2,3 miliar yang meliputi perlengkapan praktik siswa. Dngan adanya kegiatan SPAB ini kami sangat bersyukur dan berterima kasih kepada BPBD Jatim dan Ponorogo. Apalagi ini merupakan sebuah hal pertama kali yang diadakan di SMK Negeri 2 Ponorogo,” jelas Kepala SMK Negeri 2 Ponorogo Farida Hanum Handayani, Kamis (13/2). Kegatan SPAB ini berlangsung pada Rabu-Kamis, 12-13 Februari 2025.
Satuan Pendidikan Aman Bencana (SPAB) adalah kegiatan pelatihan yang diberikan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jatim bekerja sama dengan Sekber Relawan Penanggulangan Bencana (SRPB) Jatim. Ada tiga fasilitator yang diturunkan SRPB Jatim di kegiatan ini. Mereka adalah Djumadi, Isna Khoirotul Laili, dan Achmad Ramadhani Prakoso.
Farida Hanum Handayani juga berharap ada langkah lanjutan dari BPBD Ponorogo untuk menyikapi kondisi yang terjadi. Seperti diberikan alat EWS (Early Warning System) banjir. “Supaya pihak sekolah dapat mengantisipasi bila ada bencana banjir kembali,” ujarnya.
Sementara, Kalaksa BPBD Ponorogo Masun menyampaikan potensi bencana di Ponorogo. Serta langkah-langkah kolaborasi yang dapat ditingkatkan untuk mencegah risiko bencana banjir yang sering terjadi di SMK Negeri 2 Ponorogo.
“Salah satu hal mendasar yang perlu segera disiapkan, yakni edukasi dan pembentukan Tim Siaga Bencana Sekolah (TSBS). Harapan ke depannya warga sekolah dapat mengetahui tindakan apa yang harus dilakukan apabila terjadi bencana banjir,” ungkapnya.
Sebanyak 100 peserta yang meliputi perwakilan 25 guru, 70 siswa, 5 karyawan BPBD Ponorogo ikut dalam kegiatan ini. Acara ini dibuka oleh Kalaksa BPBD Ponorogo Masun.(*)