SURABAYAONLINE.CO, Sidoarjo – Ancaman bencana di Jawa Timur cukup dinamis. Salah satunya adalah bertambahnya ancaman bencana lain, yakni limbah bahan berbahaya dan beracun (B3).
Hal ini diungkapkan Kepala Pelaksana (Kalaksa) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jawa Timur Gatot Soebroto dalam Sosialisasi Program Kerja Siap Siaga Jawa Timur 2025 yang diadakan di Hotel Neo+, Waru, Sidoarjo, Selasa (21/1).
Dalam acara yang dihadiri oleh perwakilan Sekber Relawan Penanggulangan Bencana (SRPB) Jawa Timur ini, dengan tambahnya ancaman bencana dari 14 menjadi 15, maka perlu kerja sama antara masyarakat dengan stakeholder terkait. “Hal ini untuk meningkatkan pemahaman, kesadaran ,serta penguatan kapasitas tentang solusi penanganan bencana di Jawa Timur,” kata Gatot Soebroto.
Dalam pertemuan ini SRPB Jatim diwakili oleh Koordinator Bidang Sarana Prasarana dan Kebencanaan Andreas Eko Muljanto (Leo) dan anggotanya, Teguh Tri Adi Sucipto.
Sedangkan Provincial Manager Siap Siaga Jawa Timur Ancilla Bere memaparkan Program Siap Siaga bersama pemerintah, terutama di Jawa Timur. Kegiatan ini dilanjutkan dengan diskusi penyelarasan program secara kelompok dan mendapat tanggapan, referensi, maupun rekomendasi dari masing-masing pihak terkait yang hadir dalam acara ini.
Sementara itu, Koordinator Bidang Sarpras dan Kebencanaan Andreas Eko Muljanto saat sesi diskusi menyampaikan ucapan terima kasih kepada Siap Siaga karena telah banyak membantu SRPB Jawa Timur. Bahkan memfasilitasi dalam berkegiatan. “Adapun esok dalam kegiatan loka karya finalisasi peta jalan relawan yang diadakan Siap Siaga, saya berharap peta jalan segera terealisasi dan dapat diaplikasikan oleh seluruh komunitas dan relawan di Jawa Timur,” katanya.
Kegiatan ini juga dihadiri oleh Kabid Kedaruratan dan Logistik (KL) BPBD Jawa Timur Satriyo Nurseno, FPRB Jatim, ULD-PB Jatim, PMI Jatim, dan beberapa undangan OPD terkait.(*)