SURABAYAONLINE.CO – Dalam upaya mewujudkan ekonomi berkelanjutan, Kementerian Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) menekankan betapa pentingnya konsep inklusivitas dalam model bisnis UMKM di Indonesia.
Henra Saragih, Kepala Biro Hukum dan Kerja Sama Kementerian UMKM, mengatakan bahwa UMKM harus beralih dari fokus pada keuntungan untuk memberi dampak positif pada lingkungan melalui model bisnis inklusif.
Minggu (1/12), Henra membuka Focus Group Discussion (FGD) yang berjudul Promoting Inclusive Business in Indonesia dengan mengatakan, “Praktik bisnis inklusif merupakan konsep usaha yang memiliki manfaat nyata terhadap Bottom of Pyramid (BoP) dalam menghadapi tantangan ekonomi global. Konsep bisnis inklusif juga sangat diperlukan untuk mendorong pengentasan masyarakat dari kemiskinan ekstrem.”
Dia menegaskan bahwa diskusi tersebut dapat menjadi alat untuk mendorong praktik bisnis inklusif di Indonesia dan mendorong UMKM untuk berpartisipasi dalam pembangunan berkelanjutan.
Menurutnya, bahwa munculnya model bisnis inklusif juga dapat membantu pelestarian lingkungan dan mempertahankan kehidupan sosial masyarakat di sekitarnya.
Selain itu, Deasy Nurmalasari, salah satu anggota Tim Ahli UKM Indonesia, menyatakan bahwa Indonesia masih menghadapi banyak masalah sosial, terutama terkait dengan ancaman ketimpangan yang terus meningkat.
“Banyaknya masalah yang timbul juga seharusnya menjadi alasan yang kuat untuk mendorong pertumbuhan bisnis inklusif dan pengusaha sosial di Indonesia,” imbuh Deasy.
Imam Fauzi, anggota Komite Kewirausahaan dan Peningkatan Kapasitas dan Ekonomi Inklusif Apindo, menyatakan bahwa ada banyak industri yang dapat diterapkan konsep bisnis inklusif di Indonesia, sejalan dengan Deasy.
“Mulai dari pemberdayaan UMKM di sektor pertanian dan perikanan, layanan kesehatan dan sosial, teknologi digital, hingga sektor pariwisata dan ekonomi kreatif, yang dapat menjadi ceruk pertumbuhan yang besar untuk bisnis inklusif,” kata Imam.
Ia berharap bisnis yang berorientasi sosial akan semakin berkembang di Indonesia karena model bisnis inklusif yang didukung kebijakan pemerintah semakin dipromosikan.