SURABAYAONLINE.CO, Surabaya – Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa baru-baru ini menyampaikan Studium Generale atau Kuliah Umum kepada mahasiswa baru penerima beasiswa dari Pemprov Jatim untuk berbagai program di Universitas Al-Azhar Kairo, Mesir. Acara tersebut berlangsung di Dyandra Convention Center Surabaya pada Rabu (6/9).
Dalam sambutannya, Gubernur Khofifah menekankan pentingnya meningkatkan inovasi dan daya saing global Indonesia. Ditegaskannya, salah satu cara untuk mencapai hal tersebut adalah dengan fokus pada peningkatan kualitas sumber daya manusia. Mengembangkan individu-individu berbakat akan memberikan kontribusi signifikan terhadap keberhasilan Indonesia di bidang-bidang ini.
Ceramah Gubernur Khofifah bertujuan untuk memberikan inspirasi dan motivasi kepada para mahasiswa untuk berjuang mencapai prestasi selama menuntut ilmu di luar negeri. Ia menyoroti pentingnya pendidikan mereka sebagai peluang untuk pertumbuhan pribadi dan kontribusi terhadap pembangunan Indonesia.
Secara keseluruhan, Gubernur Khofifah Indar Parawansa mendorong para sarjana muda untuk mengambil peran mereka sebagai pemimpin masa depan dan inovator yang dapat memberikan dampak positif bagi posisi Indonesia di kancah global.
“Memiliki ilmu itu menjadi bagian yang sangat penting untuk mencapai tujuan Indonesia Maju dan Hebat, Jawa Timur Maju dan Hebat. Maka, untuk bisa meningkatkan kualitas SDM Indonesia, khususnya SDM Jawa Timur, bagian yang harus dikuatkan ialah komitmen kita bersama untuk maju dan menjadi hebat” katanya.
Ia juga mengingatkan untuk meningkatkan talenta memang harus memiliki ide yang secara bersamaan harus diikuti oleh lingkungan yang baik.
“Komitmen bersama untuk memiliki inovasi yang hebat, untuk memiliki global competitiveness hebat, untuk memiliki global talenta yang hebat. Itu memang harus berangkat dari diri sendiri tapi ekosistemnya juga harus disiapkan,” imbuhnya.
Menurut Khofifah, Indonesia berada di peringkat ke-44 dalam Indeks Daya Saing Global tahun 2022. Posisi tersebut jauh lebih rendah dibandingkan Singapura yang berada di peringkat ke-3, Malaysia di peringkat ke-32, dan Thailand di peringkat ke-33.
Indeks Inovasi Global tahun 2022 memberikan gambaran serupa dengan Indonesia yang berada di peringkat ke-75. Sebaliknya, Singapura justru berada di peringkat ke-7 dan Malaysia di peringkat ke-35. Global Talent Competitiveness Index tahun ini menempatkan Indonesia di peringkat ke-82, jauh tertinggal dari negara-negara ASEAN. seperti Singapura.
Untuk mencapai tujuannya, Pemerintah Provinsi Jawa Timur mengambil tanggung jawab untuk menciptakan ekosistem yang memfasilitasi kemampuan siswa untuk mengekspresikan diri secara lebih luas dan efektif sekaligus mencapai tingkat pengetahuan yang lebih tinggi. Salah satu tindakan nyata yang mereka lakukan adalah memberikan beasiswa pendidikan setiap tahunnya.
“Jawa Timur adalah pusatnya pesantren. Oleh karena itu penguatan manajemen di pesantren termasuk adalah mereka-mereka yang memiliki kedalaman keilmuan agama yang luar biasa itu harus mendapatkan keberimbangan secara keilmuan non Pesantren. Sehingga kekuatan ini menyatu sebagai ekosistem pendorong kemajuan Jawa Timur dan bangsa Indonesia,” kata Khofifah.
Khofifah menambahkan dengan penguatan tersebut bisa membuat pendidika di pesantren mengalami peningkatan dan menjadi lebih baik.
“Sehingga manajemen di pesantren akan lebih advance lagi dan tentu metodologi pembelajaran, kemudian jejaring ekonomi, budaya serta pendidikan juga bisa lebih advance lagi,” imbuh penerima Honorary Award for Global dari Minhaj Foundation International ini.
Khofifah juga menceritakan alasan di balik terpilihnya Universitas Al Azhar Mesir sebagai penerima inisiatif beasiswa ini. Pilihan tersebut diambil karena Syekh Agung Al Azhar konsisten menonjolkan pentingnya persatuan dan ketenangan kepada para mahasiswanya.
“Selalu nasehatnya damai dan rukun. Itu menjadi penting sebab Indonesia dengan keberagaman yang luar biasa membutuhkan kerukunan dan kedamaian itu,” ungkapnya.
Khofifah juga menyebutkan, pada tahun-tahun mendatang, KEK Singhasari Malang akan menjadi rumah bagi kampus dari King’s College University yang saat ini menduduki peringkat 37 universitas terbaik dunia. Kampus baru ini akan menawarkan tiga program magister diantaranya yaitu pemasaran digital, media digital, dan industri kreatif.
“Insya Allah September tahun depan sudah berjalan. Jadi mari kita siapkan mahasiswa kita baik dari PTKI maupun Ponpes untuk bisa memanfaatkan peluang emas tersebut,” katanya.
Khofifah menyatakan, dengan melaksanakan pengembangan sumber daya manusia secara menyeluruh, tujuannya agar Jawa Timur dapat berperan penting dalam mencapai visi Indonesia Emas 2045. Hal ini berarti menjadi pemain kunci dalam industri manufaktur yang berkembang pesat di Jawa Timur.
“Kami berharap semua upaya ini bisa mengantarkan kemajuan-kemajuan dan kebermanfaatan, baik bagi perguruan tinggi, pesantren, Madrasah Diniyah, dan seluruh kemajuan di negeri ini terutama di Provinsi Jawa Timur,” imbuhnya.
Dalam kurun waktu 2019-2023, sebanyak 4.860 mahasiswa telah mampu memanfaatkan program beasiswa tersebut, menurut Prof.Dr.KH Abd Chalim Soebahar, Ketua LPPD. Apalagi program beasiswa ini telah membina kemitraan antara 116 PTKI/Ma’had Aly/Universitas Al Azhar Mesir dengan Pemerintah Provinsi Jawa Timur.
“Program beasiswa terutama pendidikan S1 Universitas Al Azhar Mesir memiliki tantangan tersendiri. Angkatan pertama dan kedua dulu hampir tidak berangkat karena kendala keterlambatan visa. Angkatan ketiga tahun ini juga hampir tidak berangkat karena menunggu rekom dari Kemenag RI. Kami hampir saja putus asa,” ungkapnya.
Meski demikian, ia mengklaim Gubernur Khofifah tetap gigih berupaya mendapatkan beasiswa tersebut. Akhirnya penerima beasiswa Pemprov Jatim mendapat surat rekomendasi dari Kementerian Agama RI.
“Insya Allah ini adalah amalan jariyah yang sangat bermakna. Sebab beasiswa ini kelak akan mendorong perkembangan pendidikan di Jatim sehingga menelurkan generasi yang unggul,” katanya.
Ulil Hidayah, penerima beasiswa S3 Universitas Muhammadiyah Malang pada program studi Pendidikan Islam, mengungkapkan kegembiraannya bisa melanjutkan pendidikan S3. Hal ini sudah menjadi cita-citanya sejak lama.
Ulil juga menyebutkan bahwa salah satu syarat untuk mendapatkan beasiswa ini adalah memiliki kemahiran membaca kitab kuning. Lulus dari pesantren, Ulil memenuhi syarat tersebut.
“Terima kasih kepada Ibu Gubernur. Insya Allah setelah lulus kami akan mengamalkan ilmu yang sudah didapat untuk masyarakat luas,” ungkap Ulil.
Kuliah umum berlangsung dalam format hybrid. Secara luring, seluruh mahasiswa S1, S2, dan S3 dari PTKI dan M1 Ma’had Aly hadir bersama perwakilan dari 39 PTKI/Ma’had Aly. Di sisi lain, mahasiswa penerima beasiswa sarjana dari Universitas Al Azhar Mesir berpartisipasi secara online.
Hal ini dikarenakan masa matrikulasi saat ini adalah 5 bulan di Pusat Studi Islam dan Bahasa Arab (Pusiba) bagi 30 orang penerima beasiswa S1 Universitas Al Azhar Mesir pada tahun 2023 sebelum diberangkatkan ke Mesir.
Selain itu, terdapat juga 60 orang penerima beasiswa sarjana Universitas Al Azhar Mesir angkatan sebelumnya yang mengikuti acara tersebut melalui platform online.