SURABAYAONLINE.CO, Surabaya – Sebagai langkah antisipasi El Nino, Perum Jasa Tirta (PJT) I berkolaborasi dengan BBWS Bengawan Solo serta instansi dan stakeholder terkait, seperti BPBD dan perumda air minum setempat menyalurkan air bersih kepada masyarakat terdampak kekeringan.
Di Jawa Timur, PJT I melalui Divisi Jasa ASA III dan BBWS Bengawan Solo memulai penyaluran air bersih di Desa Sekarbagus, Kecamatan Sugio, Desa Katemas, Kecamatan Kembangbahu, Desa Nguwok, Kecamatan Modo, Kabupaten Lamongan. Kegiatan juga dilanjutkan dengan penyaluran air bersih kepada masyarakat terdampak di Desa Banjarbanggi, Kecamatan Pitu, Ngawi.
Direktur Operasional PJT I Milfan Rantawi menyampaikan, penyaluran air bersih akan terus dilaksanakan karena dampak kekeringan sangat memberatkan masyarakat. “Penyaluran air bersih di wilayah Bengawan Solo akan diberikan hingga 50 tangki,” kata Milfan, Senin (21/8).
Menurutnya, mengatasi permasalahan kekeringan dampak dari El Nino butuh langkah yang sistemik dan terarah. “Kegiatan pemberian bantuan air bersih ini hanya bersifat jangka pendek ya, harus kita ingat bersama,” ujarnya.
Ke depan, pihaknya akan terus mengajak masyarakat untuk terus berpartisipasi aktif dalam kegiatan penghijauan sebagai langkah aktif untuk menjaga air. “Konservasi tentunya dapat menjaga pasokan air utamanya di daerah hulu, menjaga jaringan air bersih, irigasi dan juga sungai sekitar menjadi solusi jangka panjang,” tuturnya.
Milfan menambahkan, selain di Lamongan dan Ngawi, pihaknya juga bergerak memberikan bantuan air bersih kepada masyarakat Desa Alasombo, Kecamatan Weru, Desa Pundungrejo, Kecamatan Tawangsari, Desa Kamal, Kecamatan Bulu, Kabupaten Sukoharjo Jawa Tengah.
Untuk daerah penyaluran air bersih merupakan wilayah hasil pemetaan yang dilakukan PJT I bersama BBWS Bengawan Solo. Hal itu dengan mempertimbangkan signifikansi dari penyaluran sehingga kegiatan dapat tepat sasaran.
Menurutnya, penyaluran air bersih dilakukan dengan mempertimbangkan kondisi cuaca. “Sebagaimana yang telah diprediksi oleh BMKG, adanya El Nino tahun ini berpotensi meningkatkan potensi kekeringan di Indonesia secara umum,” tuturnya.
Fenomena El Nino yang terjadi, lanjut dia, menyebabkan rendahnya curah hujan hingga kuartal IV tahun 2023. “El Nino ini diprediksi oleh BMKG akan memundurkan periode musim hujan di sejumlah wilayah. Termasuk Jawa Timur hingga bulan November atau Desember mendatang,” ungkapnya.(*)