SURABAYAONLINE.CO, Sumenep – Aktivis Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Sumenep, Madura, Jawa Timur melaporkan organisasi HMI setempat atas dugaan penganiayaan.
Laporan tercatat dengan nomor LP/B/235/IX/2022/SPKT/Polres Sumenep/Polda Jawa Timur tanggal 15 September 2022.
Moh. Ainur Fajri selaku pelapor mengatakan, laporan itu dilayangkan karena ada dua kader PMII Unija diduga dianiaya oknum Kader HMI hingga mengalami luka memar. Bahkan, dari salah satu kader PMII sampai muntah darah.
“Sebenarnya yang menjadi korban pemukulan tidak hanya 2 orang. Tapi ada sekitar 7-8 orang, namun yang dilakukan visum 2 orang,” katanya, Jumat (16/9).
Kejadian bermula saat Fajri bersama kadernya sedang berada di depan Kampus UNIJA mensosialisasikan organisasinya kepada Mahasiswa Baru (Maba) pada Selasa (13/9) sekitar pukul 17.30 WIB.
Di waktu bersamaan, datang salah seorang kader HMI berinisial Z mengendarai sepeda motor menggunakan knalpot brong sambil memainkan gas sepeda motor miliknya di depan kader PMII. Sehingga hal tersebut memancing kegaduhan di depan kampus.
“Atas kejadian itu, teman-teman PMII meminta agar kader HMI berinisial Z itu minta maaf kepada kader PMII. Namun yang bersangkutan tidak mau minta maaf,” ujarnya
Kemudian, pada Rabu (15/9), Ketua Komisariat PMII Unija Shafid Ahmadi bersama para kader mendatangi Sekretariat HMI Paramadina untuk membicarakan persoalan tersebut secara baik-baik agar suasana kembali kondusif dan hal serupa tidak terulang kembali.
“Kami ditemui langsung oleh Ketua Komisariat HMI dan para kadernya di Sekretariat HMI. Termasuk orang yang memainkan gas sepeda motor juga ikut menemui kami,” katanya.
Dalam pertemuan tersebut, jelas Fajri, sempat terjadi ketegangan, sebab kader HMI yang diduga memainkan knalpot brong tidak mau meminta maaf kepada kader PMII. Tetapi, setelah melalui proses dialog yang cukup alot, akhirnya kader HMI tersebut mau meminta maaf dan berjanji tidak akan mengulangi lagi perbuatan serupa.
“Situasi kemudian menjadi dingin karena masalah tersebut bisa diselesaikan secara kekeluargaan,” ungkapnya.
Karena persoalan sudah dianggap selesai dan damai, lalu kader-kader PMII pulang. Namun, tiba-tiba kata Fajri, beberapa kader HMI melakukan pemukulan terhadap salah satu kader PMII. Kader PMII secara spontan melakukan pembelaan dan akhirnya terjadilah kericuhan.
“Kami berharap dengan adanya peristiwa tersebut pihak kepolisian dapat menangani persoalan ini secara profesional,” harapnya. (Upek)