SURABAYAONLINE.CO – Berbicara di depan banyak orang merupakan sesuatu yang sulit dilakukan bagi sebagian orang. Gemetar dan gugup merupakan bagian dari kondisi seseorang yang memiliki ketakutan saat berbicara di depan umum.
Namun, dalam dunia medis ketakutan ketika berbicara di depan banyak orang disebut sebagai “Glossophobia”. Fobia tersebut bisa terjadi kepada siapa saja. Bahkan fobia tersebut sangatlah umum dan diyakini mempengaruhi hingga 75% populasi manusia, dikutip dari psycom.
Lebih lanjut, Glossophobia merupakan jenis fobia sosial yang membuat pengidapnya memiliki ketakutan secara berlebihan saat berbicara di khalayak umum. Gejala yang ditimbulkan pun bisa saja berbeda bagi setiap pengidapnya. Ada yang bisa menahannya namun ada yang cukup parah hingga menyebabkan pingsan.
“Ketakutan berbicara di depan umum lebih sering terjadi pada pasien yang lebih muda dibandingkan dengan yang lebih tua dan mungkin lebih umum pada wanita dibandingkan dengan pria,” ujar Prof. Jeffrey R. Strawn dari University of Cincinnati.
Sedangkan belum bisa dipastikan kenapa glossophobia dapat terjadi. Akan tetapi, yang dpat memicu seseorang mengalami glossophobia sangat beragam. Merasa takut dipermalukan, takut dihakimi atau ditolak menjadi sedikit alasan kenapa seseorang dapat mengalami glossophobia.
“Kami tahu bahwa beberapa individu cenderung memiliki lebih banyak kecemasan terkait dengan keadaan tertentu di mana mungkin ada rasa takut akan evaluasi dan rasa malu,” kata Jeffrey.
Sementara itu, gejala yang umum dirasakan oleh pengidap glossophobia, diantaranya seperti detak jantung yang cepat, gemetaran, berkeringat berlebihan, mual, sesak nafas dan pusing.
Sedangkan untuk pengobatannya, seseorang yang mengidap glossophobia harus mengatasi ketakutan secara bertahap. Memulainya bisa dengan menyiapkan diri saat akan berbicara di depan banyak orang. Cobalah pelajari topik yang akan dibicarakan dengan seksama jauh-jauh hari sebelumnya. Dengan begitu apabila saat berbicara sedikit menyimpang dari topik maka akan meningkatkan peluang untuk kembali pada topik yang sebenarnya.
Latihan menjadi sesuatu yang harus dilakukan. Sebelum memulainya dengan orang lain, alangkah lebih baik lakukan beberapa latihan dengan keluarga atau teman dekat. Mintalah komentar dari mereka untuk mengevaluasi topik yang telah disajikan.
Perhatikan apa yang akan dibicarakan bukan pada audiens. Pada umumnya, audiens lebih berfokus pada informasi baru yang mereka dengarkan daripada bagaimana informasi itu disajikan.
Selain itu, jangan takut akan kesunyian. Ketika kehilangan fokus terkait yang akan dibicarakan biasanya akan gugup dan merasa malu. Sebaiknya, ambil nafas dalam-dalam beberapa kali dan lanjutkan. Audiens mungkin mengira itu bagian dari jeda yang direncanakan. Oleh karena itu, jangan gugup dan lanjutkan pembicaraan dengan topik yang telah direncanakan. (Vega)