Oleh: Gatot Sundoro
SURABYAONLINE.CO – Fatimah binti Muhammad adalah seorang putri yang mulia, baik dari pihak ayahnya atau dari pihak ibunya.
Ayahnya adalah Nabi yang terakhir, pemimpin dan suri teladan umat muslim seluruh jagad raya; Muhammad bin Abdullah bin Abdul Muthalib bin Hasyim. Ibunya Khadijah binti Khuwailid, Ummul mukminin yang bergelar Al-Kubra, sosok yang agung; salah seorang wanita penghulu Surga.
Fatimah dilahirkan beberapa saat sebelum Muhammad Saw diutus menjadi seorang rasul. Fatimah sangat tekun beribadah, tiada bandingnya dalam hal keutamaan ilmu, akhlak, adab, dan nasab. Fatimah juga mendapat julukan Az-Zahra, artinya cemerlang.
Fatimah merupakan putri bungsu Rasulullah Saw, kakak kakaknya adalah Ummu Kulsum, Ruqayyah dan Zainab, dan yang paling dicintai oleh Nabi Saw.
Rasulullah Saw pernah bersabda tentang putri terkasihnya itu:” Fatimah adalah darah dagingku, apa yang menyusahkann ya juga menyusahkan aku dan apa yang mengganggunya juga menggangguku.”
Fatimah menikah dengan Ali bin Abi Thalib setelah perang Uhud. Dari pernikahan dengan Ali ini lahirlah: Hasan, Husein, Muhsinan, Ummi Kultsum dan Zainab.
Pernah suatu ketika Rasulullah Saw marah kepada Ali dan membela Fatimah, ketika ada seseorang yang menyampaikan pada beliau bahwa Ali hendak menikah lagi dengan meminang anak perempuan Abu Jahal.
Rasulullah Saw bersabda:” Jangan kamu kumpulkan anak perempuan Nabi ALLOH dan anak perempuan musuh ALLOH, Sungguh aku tidak mengharamkan yang halal dan tidak menghalalkan yang haram. Kecuali Ali mau menceraikan Fatimah. Sungguh apa yang menyakiti Fatimah adalah menyakitiku.” (HR. Muslim).
Ali pun meninggalkan niatnya untuk meminang putri Abu Lahab untuk menjaga perasaan Fatimah. Baru setelah Fatimah meninggal dunia, Ali menikah lagi dengan beberapa wanita, namun bukan anak dari Abu Jahal.
Dalam perang Uhud, Fatimah termasuk seorang Mujahidah, ke medan perang untuk memberikan pertolongan kepada kaum muslimin yang terluka, mengobati, menyediakan pasokan air dan logistik pasukan. Saat ayahnya terluka. Fatimah mengambil sepotong tikar, lalu membakarnya dan membubuhkan pada luka Rasulullah Saw sampai melekat sehingga darahnya berhenti keluar (HR. Tirmidzi).
Aisyah ra mengisahkan, suatu saat istri istri Nabi Saw berkumpul ditempat beliau. Lalu datanglah Fatimah. Sungguh cara jalannya Fatimah mirip dengan jalan ayahandanya.
Ketika Nabi Saw melihat Fatimah, ia menyambutnya seraya berkata:” Selamat datang, wahai putriku.”
Kemudian Rasulullah Saw mendudukkan Fatimah disebelahnya, lalu berbisik bisik. Tiba-tiba Fatimah menangis. Melihat kesedihan putrinya, Nabi Saw berbisik kepadanya untuk kedua kalinya, maka Fatimah pun tersenyum.
Setelah Rasulullah Saw pergi, Aisyah bertanya kepada Fatimah:” Rasulullah Saw telah berbisik kepadamu, kemudian kamu menangis, kemudian berbisik lagi kamu tersenyum. Apa yang dia bisikkan padamu?”
Fatimah pun menjawab:” Aku tidak akan menyiarkan apa yang dibisikkan Rasullullah.”
Ketika Nabi Saw wafat; Aisyah saat bertemu kembali dengan Fatimah, ia kembali bertanya:” Aku mohon kepadamu, demi hakku yang ada padamu, ceritakan kepadaku apa yang dibisikkan Rasulullah Saw kepadamu waktu itu?”
Fatimah pun menjawab:” Adapun sekarang baiklah. Ketika beliau berbisik yang pertama, beliau mengabarkan bahwa Jibril yang biasanya memeriksa bacaan Al-Qur’an sekali dalam setahun, sekarang menjadi dua kali dalam setahun. Rasulullah merasa ajalnya sudah dekat. Maka akupun menangis. Ketika beliau berbisik lagi mengatakan bahwa aku adalah wanita pertama yang akan menyusulnya (wafat) dan kelak akan menjadi pemimpin wanita di Surga.”
Ada 4 wanita yang dijamin masuk surga, bahkan mereka menjadi pemimpin para bidadari di surga kelak. Siapa mereka?
Nabi Saw pernah bersabda:’ Wanita penghuni surga yang paling utama adalah Khadijah binti Khuwailid, Fatimah binti Muhammad, Maryam binti Imran dan Asiyah binti Muzahim (istri Fir’aun) (HR. Ahmad)
 


 



