SURABAYAONLINE.CO– Proses identifikasi terhadap seluruh jenazah korban ambruknya musala di Pondok Pesantren (Ponpes) Al Khoziny, Buduran, Sidoarjo, resmi tuntas. Tim Disaster Victim Identification (DVI) Polda Jawa Timur memastikan lima kantong jenazah terakhir telah berhasil dicocokkan dengan data antemortem para korban.
Kabid Dokkes Polda Jatim Kombes Pol M. Khusnan menjelaskan, identifikasi dilakukan secara cermat dengan mengutamakan metode ilmiah, mulai dari pemeriksaan DNA, analisis medis, hingga kecocokan barang pribadi.
“Proses identifikasi berjalan dengan sangat hati-hati dan berbasis ilmiah. Hasil ini menjadi wujud komitmen kami untuk memberikan kepastian bagi keluarga korban,” ujar Khusnan di RS Bhayangkara Surabaya, Rabu (15/10/2025) malam.
Keberhasilan ini menandai berakhirnya salah satu tahapan paling penting dalam penanganan tragedi runtuhnya musala yang menewaskan sejumlah santri tersebut. Dengan selesainya proses identifikasi, seluruh jenazah kini dapat dikembalikan ke keluarga masing-masing untuk dimakamkan secara layak.
Berikut lima korban yang berhasil diidentifikasi pada hari terakhir pemeriksaan:
Sholihan (17), warga Dusun Konyek, Alas Rajah, Blega, Bangkalan
Raihan Rafa Aldiyansyah (14), warga Dusun Langgar, Banyoneng Laok, Geger, Bangkalan
Fairuz Shirojuddin (16), warga Jalan Singajaya, Singopadu, Tulangan, Sidoarjo
Moch. Defa Sharifuddin (17), warga Dusun Kaligede, Ngadipiro, Wilangan, Nganjuk
Zaky (12), warga Planggaran Timur, Lepelle, Robatal, Sampang
Dengan tuntasnya proses ini, pihak kepolisian menyatakan fokus penanganan kini beralih pada penyelidikan penyebab ambruknya bangunan untuk memastikan peristiwa serupa tidak terulang di masa depan.