SURABAYAONLINE.CO-Jakarta Defence Society (JDS) menggelar master class eksklusif bersama Lacroix, perusahaan pertahanan terkemuka asal Prancis, pada Selasa (3/6) di Gedung Kantor Berita ANTARA, Jakarta Pusat. Acara ini menghadirkan langsung teknologi perlindungan militer tercanggih dan mempertemukan para jurnalis nasional dengan pelaku industri pertahanan global.
Forum ini dirancang sebagai ruang interaktif yang memberikan pemahaman lebih dalam mengenai isu-isu strategis dan teknis di sektor pertahanan, khususnya bagi kalangan media yang kerap tidak memiliki akses langsung terhadap isu-isu sensitif dan kompleks ini. Sejumlah jurnalis, akademisi, serta perwakilan lembaga kajian hadir dalam sesi yang berlangsung intensif dan eksklusif tersebut.
Co-founder JDS, Ade P Marboen, mengatakan bahwa literasi publik terhadap isu pertahanan sangat bergantung pada kualitas peliputan media. Untuk itu, diperlukan upaya seperti master class ini agar jurnalis dapat memperoleh pengetahuan langsung dari sumber-sumber kredibel dan kompeten di bidangnya.
Dua perwakilan dari Lacroix turut hadir sebagai narasumber utama, yakni Remy Gardon selaku Head of ASEAN and Pacific Regional Office dan Sébastien Gehin selaku Project Manager. Keduanya memaparkan berbagai inovasi teknologi yang dikembangkan Lacroix, termasuk sistem perlindungan kendaraan tempur, kapal perang, pesawat tempur, hingga satelit.
Sebagai bagian dari Etienne Lacroix Group yang berdiri sejak 1848, Lacroix dikenal luas sebagai pelopor global dalam solusi perlindungan berbasis piroteknik. Produk-produknya mencakup Smart Protection Systems, sistem S-KAPS untuk menghalau rudal, UAV, dan sniper, serta Galix Automatic Obscuration System (AOS) yang berfungsi mengaburkan kendaraan dari deteksi musuh melalui granat asap otomatis.
Untuk sektor maritim, Lacroix menghadirkan Sylena Series — sistem peluncur decoy yang melindungi kapal dari rudal berpemandu menggunakan umpan inframerah dan frekuensi radio. Sylena hadir dalam berbagai tipe sesuai dengan ukuran dan kebutuhan kapal, mulai dari versi ringan untuk kapal patroli hingga sistem terpadu untuk frigat dan kapal perusak. Sistem ini juga dapat dilengkapi dengan modul SEAMOSC untuk menangkal ancaman berbasis sinar laser, serta SEALEM, teknologi anti-rudal berbasis Corner Reflector yang lebih unggul dibanding chaff konvensional.
Selain sistem untuk kendaraan dan kapal, Lacroix juga mengembangkan perangkat pelatihan tempur berbasis piroteknik serta komponen piroteknik untuk keperluan luar angkasa, termasuk aktuator dan inisiator untuk satelit dan rudal yang harus bekerja di lingkungan ekstrem.
Teknologi Lacroix telah digunakan oleh berbagai angkatan bersenjata di dunia, seperti dalam kapal perang Gowind milik Mesir dan kapal patroli Al Ofouq milik Oman. Di Indonesia, produk Lacroix telah diadopsi oleh lingkungan TNI, antara lain flare untuk pesawat tempur F-16 dan F-50. Selain itu, perusahaan ini juga telah menandatangani Letter of Intent dengan PT Sentra Surya Ekajaya (SSE) untuk menyematkan sistem perlindungan Lacroix pada kendaraan tempur buatan dalam negeri.
Partisipasi Lacroix dalam Indo Defence 2025 yang akan digelar pada 11–14 Juni mendatang di JIExpo Kemayoran, Jakarta, semakin menegaskan komitmennya untuk memperluas kehadiran di Asia Tenggara, sekaligus memperkuat kontribusi terhadap sistem pertahanan regional melalui teknologi mutakhir.
Jakarta Defence Society sendiri merupakan lembaga kajian independen yang fokus pada isu-isu pertahanan, geopolitik, dan geoekonomi. Didirikan pada 2023 oleh tiga jurnalis senior Indonesia — Ade P Marboen, Novan I Santosa, dan Natalia Santi — JDS aktif menggelar seminar, diskusi, serta forum pelatihan, dan telah menjalin kerja sama strategis dengan berbagai lembaga dalam dan luar negeri.
Melalui forum seperti master class ini, JDS berharap semakin banyak jurnalis Indonesia yang memiliki bekal kuat dalam memahami dinamika pertahanan modern, serta mampu menyajikan peliputan yang akurat, tajam, dan kontekstual di tengah kompleksitas geopolitik global saat ini.