SURABAYAONLINE.CO, Surabaya – Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi, mengungkapkan strategi Kota Pahlawan dalam mengatasi masalah kenakalan anak melalui program Sekolah Orang Tua Hebat (SOTH). Dalam kelas Peningkatan Peran Ayah dalam Peningkatan Kualitas Keluarga, Eri menekankan pentingnya peran ayah sebagai fondasi utama dalam membentuk karakter anak.
Pengalaman di tahun 2022, saat itu, Pemkot Surabaya melakukan rehabilitasi terhadap anak-anak bermasalah melalui Sekolah Kebangsaan yang bekerja sama dengan Akademi Angkatan Laut, terbukti membawa perubahan drastis. Namun, perubahan tersebut tidak bertahan lama.
“Setelah saya datang ke ibunya, ibunya menyampaikan mohon maaf. Beliau mencari nafkah sebagai buruh cuci sampai malam hari, sampai malam hari akhirnya tidak pernah ketemu anaknya,” cerita Eri, di Gedung Sumber Karya Wigati RW 8 Tambak Segaran Wetan 68, Kota Surabaya, Selasa (27/5).
Dari sana, ia menyadari bahwa 90 persen kasus kenakalan anak, mulai dari tawuran, penyalahgunaan lem, hingga narkoba, berakar pada kurangnya kasih sayang dan interaksi dari orang tua. Hal ini disebabkan oleh kurangnya komunikasi, kesibukan mencari nafkah, atau bahkan perceraian orang tua.
“Maka ketika menghadapi anak nakal, anak macam-macam ini, maka seyogyanya ada interaksi yang kuat antara orang tua dengan anak. Dan ternyata faktor ayah itu pengaruhnya besar,” tegasnya.
Menurut Eri, kehadiran seorang ayah sangat vital. Bagi anak perempuan, ayah adalah cinta pertama yang membentuk rasa nyaman dan ketahanan diri, sehingga tidak mudah terjerumus ke pelukan lelaki yang tidak bertanggung jawab. Sementara bagi anak laki-laki, ayah adalah panutan dalam memahami tanggung jawab, seperti mencari nafkah dan menjaga keluarga. Bahkan, kebahagiaan seorang ibu dalam merawat dan menyusui anaknya sangat dipengaruhi oleh ketenangan yang diberikan oleh sang ayah.
Wali kota juga pentingnya kesadaran ayah terhadap kebiasaan sehari-hari. Ia mengimbau para ayah untuk tidak merokok di rumah atau di lingkungan keluarga demi mencegah masalah kesehatan dan tidak memberikan contoh buruk bagi anak-anak.
Selain itu, bahaya penggunaan gadget yang berlebihan tanpa pengawasan juga menjadi sorotan utama. Eri mempelajari dampak negatif dari gadget yang tidak terkontrol, yang dapat menyebabkan anak-anak tidak tahu mana yang perlu dibuka dan mana yang harus dihindari. Ia memperingatkan bahwa akses mudah ke konten negatif, seperti pornografi, dapat merusak mental dan moral anak-anak.
Sementara itu, Ketua Tim Penggerak (TP) PKK Kota Surabaya, Rini Indriyani menambahkan bahwa SOTH menghadirkan 13 materi, dengan salah satunya fokus pada peran ayah. “Dalam penelitian, seorang istri, seorang ibu itu akan bahagia ketika dia merawat anaknya itu ditentukan bagaimana sikap ayahnya atau suaminya kepada istrinya,” ungkap Bunda Rini.(*)