Oleh: Dr. H. ROMADLON, MM.
SURABAYAONLINE.CO — Di atas tanah yang dihijaukan padi, harapan bukan sekadar tumbuh, tapi dipanen dengan kerja keras, inovasi, dan ketulusan seorang pemimpin. Di tengah gempuran perubahan iklim dan ancaman krisis global, Jawa Timur tampil sebagai poros baru kedaulatan pangan nasional. Di balik keberhasilan ini, berdiri sosok Gubernur Khofifah Indar Parawansa, perempuan tangguh yang memimpin dengan hati dan strategi.
April 2025 mencatat momen penting bagi ketahanan pangan Indonesia. Saat Presiden RI memimpin tanam raya nasional di 14 provinsi, Jawa Timur mencuri perhatian. Tak tanggung-tanggung, provinsi ini menyumbang 25 persen dari total luas tanam padi nasional. Sebuah angka yang bukan sekadar statistik, melainkan bukti nyata konsistensi dan kepemimpinan yang visioner.
Berdasarkan data BPS RI per 8 April 2025, luas panen padi Jawa Timur periode Januari–Mei 2025 diprediksi mencapai 964.768 hektare, melonjak dari 859.957 hektare pada 2024. Jika dibandingkan dengan dua provinsi besar lainnya—Jawa Tengah (811.994 hektare) dan Jawa Barat (753.287 hektare)—Jawa Timur berdiri sebagai juara tak terbantahkan.
Bukan Sekadar Angka, Ini Tentang Kepemimpinan
Sejak awal menjabat pada 2019, Khofifah tak pernah melihat pertanian hanya sebagai sektor ekonomi biasa. Bagi beliau, pertanian adalah tiang penyangga kemandirian bangsa. Dengan visi besar itu, ia mendorong program pembangunan irigasi tersier dan kuarter, modernisasi alat mesin pertanian (alsintan), pemanfaatan drone dan satelit untuk pemetaan lahan, hingga penerapan smart farming di desa-desa.
Tak berhenti di situ, program pemberdayaan petani milenial melalui Agropreneur Camp dan pelatihan digital marketing pun diluncurkan. Tujuannya jelas: membangun ekosistem pertanian modern yang berdaya saing tinggi. Bagi Khofifah, petani masa depan tak cukup hanya menanam. Mereka harus bisa mengelola, mengolah, hingga menjual dengan nilai tambah.
Melalui kerja sama erat dengan Balitbangtan dan perguruan tinggi, varietas unggul seperti Inpari 32, Ciherang, dan IPB-3S diperkenalkan untuk memperkuat ketahanan terhadap perubahan iklim dan serangan hama. Di sisi lain, keberadaan asuransi pertanian, subsidi pupuk, hingga stabilisasi harga lewat penguatan pasar tani membuktikan bahwa kebijakan yang pro-petani benar-benar diwujudkan, bukan sekadar slogan.
Jawa Timur: Dari Lumbung Pangan ke Pelopor Ekosistem Berdaulat
Kontribusi besar Jawa Timur dalam tanam dan panen padi nasional menjadi bukti bahwa strategi Khofifah bukan sekadar wacana. Menurut Prof. Suryo dari IPB University, pendekatan adaptif Jawa Timur dalam mengembangkan varietas tahan iklim ekstrem menjadi game changer dalam peta produksi nasional.
Pujian serupa datang dari Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian, yang mengapresiasi kekuatan sinergi antara Pemprov Jatim dan kelompok tani. Tanam raya nasional bersama Presiden pun menjadi saksi betapa Jawa Timur kini menjadi motor utama pertanian Indonesia.
Tetapi kisah sukses ini bukan hanya tentang produksi. Ini tentang bagaimana sebuah provinsi membangun kedaulatan pangan berbasis keadilan sosial. Tentang bagaimana seorang pemimpin hadir bukan hanya dengan kebijakan, tapi dengan empati.
Khofifah hadir di tengah sawah, mendengar keluhan petani, dan mengubahnya menjadi solusi. Ia bukan sekadar memerintah dari balik meja, tapi turun langsung ke lapangan—sebagai “ibu” yang memahami denyut kehidupan petani.
Tantangan ke Depan, Harapan yang Terus Menyala
Tentu, jalan ke depan tak selalu mulus. Perubahan iklim, alih fungsi lahan, hingga regenerasi petani muda menjadi tantangan besar. Namun, Jawa Timur telah menunjukkan bahwa dengan komitmen kuat dan inovasi berkelanjutan, tantangan bisa diubah menjadi peluang.
Ketika dunia masih mencari jawaban atas krisis pangan global, Jawa Timur sudah melangkah lebih jauh. Bukan hanya menjadi lumbung padi nasional, tetapi menjadi pelopor ekosistem pertanian berdaulat—sebuah fondasi kokoh untuk masa depan Indonesia.
Alhamdulillah, Jawa Timur tetap terbaik. Tetap siap menjaga kedaulatan pangan Indonesia.
Penulis: Dr. H. Romadlon, MM
Pemberdaya Masyarakat di Bidang Sosial dan Pendidikan Islam. Wakil Ketua PW ISNU Jatim.