Oleh: Ferdy Ferdian Syahbani (Ahli Kopi)
SURABAYAONLINE.CO – Profesi barista saat ini sepertinya menjadi profesi yang sedang digemari khususnya oleh para kaum muda di Indonesia. Hal ini dapat terlihat dari maraknya pembukaan kedai kopi dimana posisi barista diisi oleh anak-anak muda baik yang laki-laki ataupun wanita dengan penampilan yang terbilang menarik. Sehingga hal ini menjadi fenomena baru seiring dengan bertumbuhnya bisnis di industri kopi negeri ini. Maka untuk kali ini pokok bahasan tentang barista akan menjadi sesuatu yang juga menarik untuk kita ulas.
Pada awalnya dulu, seorang barista adalah pekerja yang sebelumnya sudah mendapatkan pelatihan untuk mengoperasikan mesin kopi (mesin espresso) untuk membuat sajian kopi. Kemudian hingga kini berkembanglah keragaman peralatan kopi yang digunakan untuk membuat sajian kopi, bukan hanya peralatan yang berbentuk elektrik (mesin) tapi juga peralatan non elektrik (manual). Sehingga berkembanglah definisi untuk seorang barista yang kemudian diartikan menjadi seseorang yang dilatih untuk dapat bertugas membuat sajian kopi (baik dengan peralatan mesin espresso dan peralatan manual brew).
Mengapa seorang barista idealnya harus melalui proses pelatihan dulu sebelum bertugas? Karena dalam profesinya membutuhkan sebuah penguasaan pengetahuan literasi dan kemampuan secara teknis untuk mencapai tujuan dalam industrinya. Sesuatu yang membutuhkan pelatihan biasanya adalah sebuah obyek yang bisa dikatakan kompleks, sehingga untuk itulah diperlukan proses pembelajaran untuk menguasai dengan lebih baik. Dalam proses pelatihan tersebut para barista diberikan materi literasi tentang ilmu dan pengetahuan kopi serta teknis pengoperasian peralatan kopi. Dengan harapan agar para barista bisa menguasai secara teori dan praktiknya.
Setelah melalui proses pelatihan tersebut maka diharapkan agar para barista dapat menjalani profesinya dengan baik di masing-masing kedai kopi tempatnya bertugas. Lalu apa saja yang diharapkan dari para barista dalam menjalani profesinya tersebut, tentunya hal ini tidak lepas juga dari sebuah bisnis dalam industri kopi dan dunia food and beverage. Dimana dalam dunia tersebut sangat membutuhkan kemampuan baik untuk hard skill (kompetensi) dan soft skill (attitude). Untuk hard skill bisa didapatkan dari pelatihan kebaristaan dan untuk soft skill biasanya diperoleh baik dari jalur formal dan informal lainnya. Kemampuan soft skill bisa meliputi tentang komunikasi, tata krama dan etiket serta penguasaan pelayanan baik terhadap pelanggan dan rekan sejawat serta orang-orang dalam lingkungan kerjanya. Misalnya dalam komunikasi menjadi nilai tambah bagi barista yang memiliki kemampuan bahasa asing dan bahasa lokal setempat untuk memudahkan proses kerjanya.
Dengan demikian dari seorang barista diharapkan memiliki peranan yang konstruktif dalam industri kopi khususnya, seperti menjadi seorang edukator yang memberikan penjelasan pengetahuan kopi terhadap pelanggannya, menjadi duta untuk membantu mengangkat citra kopi lokal Indonesia, menjadi seorang teman baik bagi pelanggan yang dapat menghangatkan suasana kedai kopi dan menjadi seorang pekerja kopi yang handal dalam membuat sajian kopi yang bagus secara kualitas untuk menambah jumlah penikmat kopi di Indonesia khususnya. Dan pada akhirnya, bisa jadi kelak seorang barista dapat mandiri menjadi seorang pengusaha kopi untuk semakin mengembangkan industri kopi di Indonesia.