SURABAYAONLINE.CO, Surabaya – Peristiwa pembacokan yang terjadi di Kabupaten Sampang, diungkap Polda Jatim. Kasus ini memang sudah diambil alih penangganannya oleh Polda Jatim. Polisi berhasil mengamankan tiga pelaku, antara lain berinisial FS, AR, dan MS. Ketiganya merupakan warga Desa Ketapang Laok, Kecamatan Ketapang, Kabupaten Sampang.
Korban pembacokan adalah H. Jimmy Sugito Putra (44), warga di Desa Ketapang Laok, Kecamatan Ketapang, Kabupaten Sampang. Dirinya dibacok oleh tiga tersangka pada Minggu (17/11).
Direskrimum Polda Jatim, Kombes Pol Farman menjelaskan kronologis permasalahan. Berawal dari adanya kedatangan mendadak Slamet Junaidi, yang juga paslon cabup Sampang ke padepokan Babussalam dalam rangka bersilaturahmi dengan pemilik padepokan, Kiai Mualif. “Selanjutnya Kiai Mualif meminta Asrofi untuk mengumpulkan jamaah zikir untuk menyambut kedatangan Slamet Junaidi,” jelasnya Farman, Kamis (21/11).
Kedatangan mendadak tersebut diketahui oleh Kiai Hamduddin saat rombongan lewat depan rumahnya. Kiai Mualif sendiri adalah menantu keponakan Hamduddin. Hal ini menimbulkan ketidaksenangan Hamdudin, karena Mualif sebagai menantu keponakan, dan Hamduddin merasa lebih tua. Ia dianggap tidak izin atas kedatangan rombongan Slamet Junaidi ke padepokan Mualif.
Kemudian dilakukan blokade jalan dengan mobil. Hamduddin memblokade dengan potongan kayu untuk menghalangi akses keluar jalan dari padepokan Mualif. Atas pemblokiran tersebut terjadi cekcok antara kelompok Mualif, yakni Jimmy Sugito (korban), Muadi, Mat Yasid, dan Abdussalam dengan Hamduddin agar membuka blockade. Namun Hamduddin menolak dan menyuruh agar keluar lewat jalur lain. Blokade tersebut berupa kayu dan mobil Kijang LGX.
Berikutnya Muadi menyampaikan kepada massa pengadang, dengan kata-kata “Mon acarok gihdegik yeh” (kalau mau carok nanti saja). Kemudian rombongan Slamet Junaidi meninggalkan lokasi melalui jalur lain, karena melihat ada rombongan massa bergerak dari rumah Hamduddin.
Sesaat setelah rombongan Slamet Junaidi meninggalkan lokasi, terjadi percekcokan lanjutan antara Asrofi dengan Hamduddin. Dia merasa tersinggung atas perbuatan Asrofi yang mengumpulkan santri zikir tanpa izin atau pemberitahuan Hamdudin yang juga sebagai orang yang ditokohkan di daerah Ketapang Laok.
Selanjutnya Asrofi ditarik masuk oleh Muhtar ke padepokan dengan dibantu oleh Jimmy Sugito Putra. Jimmy berusaha melindung Asrofi dari kejaran massa yang marah setelah adu mulut dengan Hamdudin. Selanjutnya diembuskan isu bahwa telah terjadi pemukulan terhadap Hamdudin yang kemudian membuat massa marah dan menyerang korban Jimmy Sugito.
“Kemudian terjadi peristiwa menggunakan kekerasan bersama-sama terhadap orang dengan menggunakan sajam berupa clurit sehingga berakibat meninggalnya korban, pada saat mendapatkan perawatan medis di RSUD Ketapang,” tutup Kombes Pol Farman.(*)