SURABAYAONLINE.CO, Surabaya– Operasi Patuh Semeru 2024 mulai dilaksanakan,Senin (15/7). Apel gelar pasukan dipimpin langsung oleh Kapolda Jawa Timur Irjen Pol Imam Sugianto, yang dilaksanakan di Lapangan Apel Mapolda Jatim, Senin (15/7) pagi.
Usai memimpin apel, kapolda Jawa Timur mengatakan, Operasi Patuh Semeru 2024 yang dilaksanakan pada 14 hari, yang dimulai pada tanggal 15-28 Juli 2024. “Kegiatan operasi ini mengedepankan upaya preventif, preemtif, dan represif dengan persentase preventif dan preemtif 40 persen. Kemudian represif 20 persen,” kata Imam Sugianto.
Lebih jauh dijelaskan, berdasarkan analisa data pelanggaran lalu lintas pada periode Januari-Juni 2024 mengalami penurunan signifikan dibandingkan tahun 2023, dimana pada tahun 2023 turun 13,69 persen. “Ini modal awal yang cukup baik untuk penggelaran operasi ini. Mudah mudahan dengan diselenggarakan operasi ini pelanggaran lalu lintas, termasuk kecelakaan, di bulan-bulan berikutnya bisa menurun signifikan,” jelasnya.
Selain itu disebutkan, bahwa pada tahun lalu Jawa Timur penyumbang kecelakaan tertinggi seluruh Indonesia. Mudah mudahan di akhir tahun 2024 evaluasi data bisa disajikan dengan penurunan angka kecelakaan signifikan. “Yang menjadi sasaran target operasi ini yang terpenting adalah yang di lapangan. Hal hal pelanggaran kecil yang dilakukan masyarakat itu yang menjadi fokus pelaksana operasi kali ini,” tegas kapolda Jatim.
Tujuan operasi ini membangun budaya tertib berlalu lintas di tengah masyarakat dengan mengutamakan kegiatan edukatif, persuasif, dan humanis. Pendekatan ini didukung oleh penegakan hukum. Baik secara langsung maupun sistem elektronik seperti E-TLE statis dan E-TLE Mobile.
“Target prioritas operasi patuh semeru 2024 adalah segala kerawanan yang dapat menyebabkan fatalitas korban kecelakaan lalu lintas. Seperti, berboncengan lebih dari satu orang, melebihi batas kecepatan, pengendara ranmor dibawah umur, pengendara R2 yang tidak menggunakan helm, pengemudi R4 tidak menggunakan seat belt, pengemudi menggunakan HP, pengemudi ranmor menggunakan alkohol, melawan arus, menerobos lampu merah,” pungkasnya.(*)