SURABAYAONLINE.CO, Surabaya– Piala Dunia FIFA U-17 yang dimulai pada 10 November 2023 menuai banyak komentar dari masyarakat khususnya warga Surabaya sendiri yang mengunjungi stadion GBT.
Telah beredar banyak pernyataan yang disertai video dari para pengunjung khususnya warga Surabaya sendiri lantaran terjadi masalah ketika pertandingan telah selesai.
Pasalnya ketika saat pemulangan, para penonton berdesak-desakan berebut bus shuttle penjemputan. Hal tersebut terjadi karena ketidaksabaran pengunjung untuk menunggu bus shuttle sehingga para pengunjung menyerbu titik penjemputan.
Seorang penonton, Firmansyah (31) menyatakan ketidaknyamanannya saat pemulangan penonton tersebut karena merasa bosan tidak ada bekal makanan atau minuman yang dibawanya. Sedangkan disekitar stadion GBT sama sekali tidak ada orang berjualan.
“Asli itu sumpek beneran. Meski ya tau itu acara besar terus kota Surabaya sendiri jadi tuan rumah masa iya ga nyediain konsumsi atau semacamnya. Kan penonton itu termasuk tamu juga kan, manalagi yang dari luar Surabaya kita ndak tau, “. ungkap Firmansyah.
Firmansyah pun mengakui dirinya datang ke GBT bersama pasangannya sendiri merasa tak nyaman akan keadaan sekitar meskipun diberi pembukaan yang meriah.
” Untuk awal (opening ceremony) ya bagus. Tapi pas mau pulang itu yang jadi masalah. Saya ya sampe ga enak sendiri sama istri saya, belum lagi sama hausnya, bengak-bengok nunggu shuttle sampe jam setengah 10 malem baru dapet, ” ujar Firmansyah kepada wartawan surabayaonline.
“Ya kalau bisa ditambahkan lah untuk unit penjemputannya. Kalau misal dari 100 unit terus ditambah sampai 160 itu masih belum cukup. Kan belum lagi sama warga yang datang dari luar Surabaya, nah disitu kurangnya, ” tambah Firmansyah.
Atas ketidaknyamanan tersebut, Walikota Surabaya Eri Cahyadi membenarkan hal tersebut usai melakukan penandatanganan kerjasama bersama UNICEF di Gedung Barat Balai Pemuda pada Selasa sore, (14/11).
“Ya itu beneran ada (di hari pertama). Tapi kemarin itu saya tengok ga ada kok,” ungkap Eri.
“Malah saya disana itu sampai jam 11 malem. Yang saya lihat itu pemulangan penonton bermasalah soalnya mereka itu berebut di titik penjemputan, ada yang juga di pintu keluar, harusnya kan mereka berkumpul di parkiran bukan disana, ” imbuh Eri ketika sesi wawancara dengan wartawan.
Eri juga mengungkapkan masalah di hari pertama pembukaan Piala Dunia FIFA U-17 terjadi karena akses pintu penjemputan hanya ada satu.
“Kalau di hari pertama iya, kalau yang kemarin tidak ada. Wong aku sampe bengi nang kunu (orang aku sampai malem disana). jelas Eri.