SURABAYAONLINE,CO, Surabaya – Ingin mengulang kesuksesan tahun lalu, Festival Ekonomi Syariah (FESyar) yang digelar Bank Indonesia (BI) dalam rangkaian Indonesia Sharia Economic Festival (ISEF) 2023, menargetkan transakai Rp 7 triliun lebih. Angka tersebut diyakini bisa tercapai karena tahun lalu FESyar membekukan transaksi Rp 7 triliun secara total di Jawa dan daerah lainnya.
Kepala BI Kantor Perwakilan Jawa Timur (KPw Jatim) Doddy Zulverdi mengatakan, FESyar tahun ini diharapkan bisa mencapai transaksi lebih dari tahun lalu. Hal tersebut didorong dengan upaya BI dalam melakukan pengembangan inovasi dan teknologi.
“Pertama, penguatan rantai nilai produk halal (Pahala), untuk mendorong sinergi ekosistem rantai nilai produk halal melalui sertifikasi halal, pengembangan Zona Kuliner Halal, Aman, dan Sehat (KHAS), dan Toko Bahan Baku (Tobaku) Halal,” katanya.
Inklusivitas Ekonomi melalui Digitalisasi (Insani) ini, lanjutnya, berfokus pada pengembangan landing page atau fitur Muslim-Friendly Tourism dan digitalisasi pembayaran zona KHAS se-Jawa.
Ketiga, optimalisasi zakat, infak, sedekah, dan wakaf (Ziswaf) untuk kesejahteraan umat (Maslahat). Ini diimplementasikan melalui pengembangan ekonomi dan bisnis pesantren melalui optimalisasi dana Ziswaf, lelang wakaf produktif, serta pelatihan berbasis kompetensi dan sertifikasi kompetensi nadzir di Jawa.
FESyar Regional Jawa 2023 ditandai dengan penandatanganan MoU 3 program unggulan wilayah Jawa (Pahala, Insani, dan Maslahat). Kegiatan ini merupakan kolaborasi BI se-Jawa dan pemerintah provinsi dan kabupaten kota di seluruh Regional Jawa pada 29 September-1 Oktober 2023.
“Melalui kegiatan ini diharapkan dapat menjadi motor akselerasi pengembangan ekonomi dan keuangan syariah di tingkat regional. Sehingga mampu menjadi salah satu sumber pertumbuhan ekonomi dalam mendukung pemulihan ekonomi nasional, khususnya di wilayah Jawa,” pungkasnya. (*)