SURABAYAONLINE.CO – Dalam rangka mendukung kemandiran energi dan membangkitkan ekonomi desa, pemerintah melalui Kementrian Dalam Negeri (Kemendagri) bekerjasama dengan PT. Pertamina (Persero) berencana akan membangun 10.000 outlet pertashop.
Rinciannya 5.548 outlet di Pulau Jawa-Bali dan 4.452 outlet di luar Pulau Jawa-Bali. Di samping itu, tidak tertutup kemungkinan dari 2.892 kecamatan yang belum memiliki Lembaga Penyalur Pertamina akan dijadikan etalase Pertashop.
Direktur Jenderal (Dirjen) Bina Pemdes Yusharto Huntoyungo menjelaskan bahwa komitmen pemerintah dalam membangkitkan kemandirian bagi ekonomi desa harus seiring dengan komitmen bagi pemerintah daerah sebagai pendukung dalam perizinan untuk mewujudkan pertashop di desa.
Tak hanya itu, adanya kolaborasi antara pemerintah, swasta, dan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dengan pelibatan peran aktif masyarakat (civil society), program seperti Pertashop akan dapat memperkuat kembali sendi-sendi perekonomian rakyat.
“Hal ini sama pentingnya dan masih segar tercatat dalam ingatan kita bahwa komitmen pemerintah dalam mengalokasikan Dana Desa juga menjadi salah satu poin strategis dalam upaya pengarusutamaan Desa dalam Pembangunan Nasional,” ujar Yusharto pada Kamis (07/10/21).
Berdasarkan data Laporan dari Pertamina, per Agustus 2021 telah terbangun sebanyak 3.125 Pertashop. Dari jumlah itu sebanyak 2.416 dinyatakan sudah beroperasi.
Hadirnya Pertashop tidak hanya mendekatkan layanan Bahan Bakar Minyak (BBM) bagi masyarakat, tapi juga akan berperan dalam mengembangkan potensi desa. Di samping itu, program ini juga dinilai dapat mengembangkan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM), serta mendorong tumbuhnya inovasi desa. Dengan demikian, diharapkan kapasitas pemerintahan desa melalui program kerja sama atau kemitraan juga dapat meningkat. (Vega)