SURABAYAONLINE.CO, Sumenep- Sejumlah mahasiswa tergabung kedalam Himpunan Mahasiswa Kepulauan Sapeken (Himpass) menggelar demonstrasi di depan kantor Pemerintah Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur
Demonstrasi ini merupakan buntut dari kekecewaan atas sikap Pemkab Sumenep, yang enggan menemui mahssiswa saat hendak melakukan audiensi terkait ketenaga listrikan dan jaringan telekomunikasi di Kepulauan Sapeken
Padahal surat permohonan audiensi sudah di layangkan sejak tiga hari sebelum kegiatan yakni pada Senin 21 Juni 2021. Namun setelah mahasiswa mendatangi kantor Pemkab Sumenep sesuai waktu yang tertera di surat permohanan yakni pada hari Rabu 23 Juni 2021 lalu, pihak Pemkab melalui bagian pelayanan secara sepihak membatalkan audiensi dengan dalih Bupati Sumenep sedang tidak berada di kantor
“Dari pelayanan menyampaikan kalau Bupati Sumenep, sedang tidak berada ditempat, ada kegiatan di luar,” kata Ketua Himpass Sahrul Subairi. Jum’at 25/06/2021
Pihak pelayanan kemudia meminta mahasiswa menunggu dan akan mengkordinasikan ke Sekertaris Daerah (Sekda) Kabupaten Sumenep. Selang beberapa waktu pihak Sekda berkenan menemui mahasiswa “Pihak Sekda menyampaikan, bahwa audiensi dialihkan ke Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa, dengan alasan listrik dan jaringan telekomunikasi merupakan wewenang DPMD,” bebernya
Pihaknya menyayangkan sikap Pemkab Sumenep, karena pada sebelumnya tidak melakukan kordinasi dengan mahasiswa jika mrmanh audiensi dialihkan ke DPMD
Menurut Sahrul, Pemkab sebagai lembaga tinggi negara di daerah harusnya mentaati administrasi dengan mengedepankan fungsi kordinatif. Lagian kata dia, Himpass sebagai representasi masyarakat kepulauan penting untuk didengar aspirasinya. Karena, Achmad Fauzi sebagai Bupati Sumenep terpilih juga terdapat kontribusi elektoral masyarakat Kepulauan Sapeken
Hingga kini dari 21 pulau berpenghuni yang berada di Kecamatan Sapeken masih banyak yang belum teraliri listrik. Masyarakat Sapeken, sempat memiliki secercah harapan ketika pada tahun 2019 lalu, tiang-tiang listrik mulai dipasang hampir di seluruh sudut-sudut desa. Namun, setelah menunggu hampit 11 tahun lamanya cahaya tidak juga datang
“Dari sekian banyaknya persoalan di Kepulauan Sapeken, terdapat dua hal yang urgent untuk segera diselesaikan oleh Bupati terpilih. Pertama percepatan infrastruktur ketenaga listrikan dan infrastruktur jaringan telekomunikasi, ” jelasnya

Selain untuk kebutuhan sehari-hari, listrik merupakan elemen penentu terhadap pembangunan di Kepulauan Sapeken. Sebab, pendapatan ekonomi mayoritas masyarakat setempat, selama ini bergantung kepada sektor perikanan. Dan hal ini bisa didorong dan ditingkatan, ketika didukung oleh ketersedian infrastruktur lainnya.
Misalnya, dengan dukungan produksi es sebagai bahan pembekuan ikan agar tahan lama. Sehingga, hasil produksi ikan nelayan Kepulauan bisa didistribusikan untuk memenuhi kebutuhan ikan didaerah lain dengan begitu perekonomian masyarakat akan keningkat dan lapangan kerja di kepulauan semakin luas
Kondisi itu bisa dicapai dengan catatan realisasi infrastruktur ketenaga listrikan merata di semua pelosok desa. Berikutnya, pada era revolusi industri 5.0 dimana teknologi menjadi penopang utama kegiatan masyarakat. Bahkan pemanfaatannya memiliki dampak ekonomi yang signifikan mulai dari munculnya platfrom bisnis. Tentu hal ini, membutuhkan konktiifitas jaringan internet yang memadai, bagi mayoritas masyarakat daratan jaringan internet bukanlah sesuatu yang sulit. Namun, bagi masayarakat kepulauan jaringan internet seperti mencari jarum dalam tumpukan jerami
Akibatnya, masyarakat Kepulauan Sapekan tidak mampu menikmati perkembangan teknologi, akses informasi, alih-alih memanfaatkannya. Untuk itu Himpass menuntut Pemkab Sumenep segera merealisasikan pemerataan listrik dan jaringan telekomunikasi
“Untuk itu segera diselasaikan oleh Pemkab Sumenep, dua hal itu sangat berperan penting terhadap masyarakat kepulauan. Kalau ingin meningkatkan ekonomi masyarakat Kepulauan selsaikan dua hal itu,” tegasnya. Th