SURABAYAONLINE.CO, Malang – Konflik tanah merupakan masalah yang kerap muncul dimasyarakat terutama didaerah yang masih memiliki lahan luas seperti yang terjadi di dusun Gunung Jati Desa Pandan Landung kecamatan Wagir Kabupaten Malang.
Berdasar surat letter C peta krawangan 49 persil 12 kelas D2 atas nama pemilik lahan R.Rupik Saimin merasa tidak terima karena tanahnya ditanami pohon sengon oleh seseorang yang bernama Sunyoto.
Cucu ahli waris R.Rupik Saimin awalnya tenang saja saat lahannya yang seluas 7416 M2 tersebut ditanami sengon karena merasa bahwa dirinya memiliki dokumen asli letter C.
Konflik mulai terjadi saat Haryono menanyakan dokumen yang dipegang Sunyoto untuk menanam pohon diatas lahan tersebut berbagai usaha mediasi telah dilakukan oleh keluarga pihak ahli waris kepada pihak Sunyoyo termasuk kades Padan Landung Wiroso Hadi bahkan saat kades tersebut menanyakan surat kepemilikan tanah Sunyoto hanya mengatakan bahwa dirinya menyewa lahan tersebut melalui Surati seharga 20 juta selama 6 tahun sejak tahun 2016.
Surati hanya menunjukkan bukti pipil pajak Bumi dan Bangunan (PBB) tanpa ada surat lainnya dan kades Wiroso Hadi juga sudah menyatakan kalau PBB itu bukan bukti surat kepemilikan tanah.
Karena tak kunjung selesai maka pada hari minggu (21/03/2021) pihak keluarga Haryono melakukan eksekusi tebang pohon sengon dilahan tersebut hal ini membuat Sunyoto marah dan mendatangi rumah Haryono bersama 5 orang preman .
Menurut keterangan Haryono kepada media menyatakan pihak Sunyoto marah-marah dan dengan kata-kata kasar menyatakan”Siapakah yang menyuruh tebang pohon sengon milik saya” kata Haryono menirukan kata-kata Sunyoto saat itu.
Sementara saat awak media mendatangi kades Padan Landung yang bersangkutan sedang tidak ada ditempat dan saat dihubungi melalui ponselnya hanya mengatakan,” Maaf saya tidak bisa ketemu karena posisi saya masih di TKP tebang pohon sengon” terangnya namun keterangan berbeda kami dapatkan dari perangkat desa bahwa kades berada di rumahnya dan sedang rapat bersama Sunyoto dan orang-orangnya
(Hermin/Red)